Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 7 Pengakuan Menarik Para Terdakwa Kasus First Travel

Kompas.com - 24/04/2018, 10:41 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

3. Mengaku untung

Andika mengatakan, meski harga paket promo umrah jauh di bawah standar, yakni Rp 14,3 juta, namun masih ada keuntungan yang dia dapatkan.

(Baca juga : Dirut First Travel Masih Untung dengan Harga Paket Umrah Rp 14,3 Juta)

"Kalau secara kita per-item, ada profit Rp 1 juta. Ditotal hanya berkisar Rp 13,4 juta," kata Andika.

Hakim menyangsikan harga Rp 14,3 juta bisa memberangkatkan calon jemaah.

Sebab, dari keterangan ahli dan saksi yang dihadirkan dalam sidang, rata-rata biaya paket umrah yang masuk akal sekitar Rp 20-21 juta.

Andika mengatakan, jika dihitung per paket, maka harganya memang mahal hingga lebih dari Rp 20 juta.

Namun, ia melihat ternyata komponen mulai dari perlengkapan, tiket, akomodasi, hingga katering bisa dipisahkan satu per satu sehingga harganya lebih murah.

"Seharusnya November 2017 berangkat, tidak ada kerugian karena saya udah MoU jangka panjang dengan maskapai dan saya punya itungan sendiri sangat menekan pos anggaran hingga 40 persen," kata Andika.

4. Ngotot berangkatkan jemaah

Andika meyakini, perusahaannya masih bisa memberangkatkan ribuan calon jemaah untuk ibadah umrah sesuai jadwal.

(Baca juga : Jika Tak Ditangkap, Bos First Travel Merasa Masih Sanggup Berangkatkan Jemaah)

Berdasarkan kesepakatan dengan Otoritas Jasa Keuangan dan Kementerian Agama, mereka harus memberangkatkan 5.000 jemaah mulai November 2017.

Saat itu, First Travel juga diminta menyerahkan nama-nama calon jemaah yang belum berangkat.

Menurut dia, semestinya ribuan calon jemaah bisa berangkat jika pada awal Agustus 2017, ia tak ditangkap dan perusahaannya dibekukan.

"Saya yakin (bisa berangkat). Nanti kembali semua biayanya kalau perhitungan saya pada 2018," ujar Andika.

Padahal, First Travel memiliki utang pada sejumlah vendor yang nilainya miliaran rupiah.

Andika mengatakan, utang tersebut bisa dilunasi andaikan perusahaannya masih beroperasi dan menerima pendaftaran calon jemaah untuk tahun depan.

"Hanya karena perusahaan tutup tidak bisa bayar lagi. Hanya 15-20 persen sisa utang yang belum terbayar karna kegiatan operasional yang berhenti," kata Andika.

5. Bantah pakai uang jemaah

Andika membantah dirinya dan istri, Anniesa Hasibuan beserta adik iparnya, Siti Nuraidah Hasibuan alias Kiki menikmati uang perusahaan untuk keperluan pribadi mereka.

(Baca juga : Bos First Travel Tak Akui Beli Mobil Hingga Jalan-jalan Keliling Eropa Pakai Uang Perusahaan)

Rekening perusahaan, menampung uang dari calon jemaah yang mendaftar.

Namun, kata dia, apa yang dia gunakan untuk membeli mobil, rumah, perusahaan, hingga jalan-jalan keliling Eropa merupakan gaji yang menjadi haknya.

"Untuk jalan-jalan, beli mobil, tidak menafikan secara global kita alami kerugian. Tapi kami punya hak untuk mendapatkan gaji," ujar Andika.

Andika membenarkan saat hakim bertanya soal pembelian restoran milik Golden Day di London.

Ia juga membenarkan soal pembelian sejumlah perusahaan sebagai provoder visa dan cabang First Travel di daerah.

"Itu dari hak saudara?" tanya hakim.

"Iya. Dari gaji," jawab Andika.

Termasuk rumah mewah Andika dan Anniesa di Sentul City.

"Kita kumpulkan berdua sebagai pengahasilan kami," lanjut dia.

Andika mengatakan, selama 2013-2016, ia menerima gaji Rp 1 miliar per bulan. Mulai 2017, pendapatannya turun drastis menjadi Rp 100 juta per bulan.

Sementara gaji Anniesa sebesar Rp 500 juta yang hanya dia terima sebanyak enam kali. Selebihnya, Anniesa bekerja di perusahaannya sendiri tanpa dibayar.

Sementara adiknya, Kiki, digaji Rp 8-9 juta per bulan.

Anniesa juga ditanya soal butiknya yang berlokasi di Kemang, Jakarta Selatan. Anniesa mengaku mendirikan butik tersebut dari uang yang ditabungnya sendiri.

Dari penghasilannya mengoperasikan butik tersebut, ia dapat membiayai kontes di New York Fashion Week dan menjadi pengisi acara fashion show di Hello Indonesia di London.

"Saya banyak suplai ke departement store. Saya bisa dapet Rp 100-200 juta sebulan," kata Anniesa.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com