Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Seleksi Bakal Caleg PSI Dinilai Ganggu Kenyamanan Partai Lain

Kompas.com - 22/04/2018, 16:04 WIB
Abba Gabrillin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengajar Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera, Bivitri Susanti mengatakan, sistem seleksi seperti yang dilakukan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dinilai mengganggu kenyamanan partai-partai lain.

Saat ini, PSI sedang menggelar seleksi terbuka bagi bakal calon legislatif 2019. Salah satunya berupa tes wawancara yang melibatkan panitia seleksi independen.

"Pertama, partai lain akan melihat, kok bisa caleg dipilih bukan oleh elit partai. Itu disruption yang pertama," kata Bivitri di Kantor DPP PSI Jakarta, Minggu (22/4/2018).

(Baca juga: Mahfud MD: Saya Berharap PSI Jadi Partai Manusia, Bukan Partai Allah)

Menurut Bivitri, biasanya calon anggota legislatif akan dipilih langsung oleh elite partai. Pemilihan juga lebih dipertimbangkan pada elektabilitas, bukan pada integritas calon.

Kedua, menurut Bivitri, partai lain akan heran karena caleg dari PSI dipilih berdasarkan kriteria. Sebab, di partai lain tidak ada mekanisme untuk mengukur sejauh mana komptensi calon legislatif.

"Ketiga, partai lain akan heran, kok bisa ada partai yang berikan kesempatan pada kelompok yang selama ini tidak pernah diajak," kata Bivitri.

Kelompok yang dimaksud adalah perempuan dan kaum disabilitas. Sejumlah peserta seleksi calon anggota legislatif yang digelar PSI merupakan perempuan dan masyarakat berkebutuhan khusus atau disabilitas.

Dalam tes wawancara hari ini, sebanyak 105 peserta melakukan tes wawancara terbuka. Adapun, beberapa panelis yang dilibatkan oleh PSI seperti Bivitri Susanti, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud MD dan mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.

(Baca juga: Cerita Ni Luh Djelantik, Jadi Bakal Caleg PSI Gara-gara Ahok)

Ketua Umum PSI Grace Natalie mengatakan, sistem ini sengaja dipilih partainya untuk memulai sebuah tradisi politik yang baru. Proses pemilihan calon anggota legislatif yang transparan dinilai kunci dari terwujudnya politik yang sehat.

"Kami akan memilih calon wakil rakyat yang nantinya akan membuat regulasi yang berdampak bagi masyarakat. Maka diperlukan transparansi, bagaimana partai mengeluarkan rekomendasi nama-nama calon anggota legislatif," kata Grace.

Kompas TV Apa strategi kubu Jokowi dan Prabowo Subianto untuk meraih dukungan dari generasi milenial?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com