Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Pendukung Jokowi Susun Strategi Hadapi Prabowo dalam Pilpres 2019

Kompas.com - 12/04/2018, 13:10 WIB
Kristian Erdianto,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai koalisi pendukung Presiden Joko Widodo semakin menyolidkan barisan setelah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan siap maju sebagai calon presiden di Pilpres 2019.

Strategi pemenangan tengah disusun agar Presiden Jokowi kembali memimpin pada periode kedua.

Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo mengungkapkan, peta politik jelang Pilpres 2019 semakin jelas dengan adanya pernyataan kesiapan Prabowo sebagai capres.

Menurut Bambang, koalisi partai pendukung Presiden Jokowi tengah menyusun strategi untuk memenangkan Jokowi.

"Kami sebagai partai pendukung Pak Jokowi sudah bisa melakukan pemetaan dalam rangka menyusun strategi bagaimana memenangkan Pak Jokowi untuk periode dua berikutnya," ujar Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/4/2018).

(Baca juga : Syarat PKS Usung Prabowo di Pilpres 2019, Cawapres Harus Kadernya)

Bambang menegaskan, seluruh partai pendukung Jokowi semakin solid. Ia berharap tidak ada kekisruhan politik di antara partai koalisi jelang pendaftaran calon pada Agustus 2018.

"Tentu kalau di koalisi Pak Jokowi kami semakin solid hubungan antarpartai sudah kita jalin sejak beberapa waktu lalu," kata Bambang.

"Semoga saja dengan deklarasi Pak Prabowo peta politik kita menunju pilpres semakin jelas dan tidak ada lagi kekisruhan politik karena calon kami sudah jelas," ucapnya.

Hal senada diungkapkan oleh Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani. Ia mengungkapkan kesiapan partainya dalam mendukung Presiden Jokowi.

Selain itu, konsolidasi antar-parpol pendukung terus berlangsung.

(Baca juga : Ngototnya Cak Imin Ingin Jadi Cawapres Jokowi...)

"Kalau soal koalisi pendukung Pak Jokowi siap atau tidak siap, ya harus siap. Tidak ada pilihan lain kecuali harus siap dan saya kira konsolidasi di antara kami, partai-partai koalisi yang sudah menetapkan pencapresan kembali Pak Jokowi itu terus berlangsung," kata Arsul.

Arsul menyoroti upaya para elite parpol dalam menghadapi potensi munculnya politik identitas selama masa Pilpres 2019.

Bukan tidak mungkin, politisasi identitas kembali muncul seperti pada Pilpres 2014 lalu.

Menurut Arsul, seluruh elite parpol, baik pendukung Jokowi dan Prabowo, harus bersepakat untuk mengurangi politik identitas.

Bahkan, di antara Jokowi dan Prabowo harus sering terjalin silaturahim.

(Baca juga : Perebutan Cawapres Jokowi Diprediksi Sengit, Kemungkinan Deadlock)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com