Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Penerbang Muda dalam Serangan Balasan TNI AU ke Belanda (Habis)

Kompas.com - 09/04/2018, 12:25 WIB
Abba Gabrillin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

Hari itu tepat 29 Juli 1947. Sekitar pukul 05.00 dini hari, para penerbang muda yang siap menjalankan serangan balasan terhadap Belanda telah berada di pesawat masing-masing dan dalam posisi lepas landas.

Keadaan di luar masih gelap gulita, tidak tampak bulan, tapi cuaca cukup cerah. Berhubung tidak ada lampu di area landasan, para penerbang dibantu dengan sorotan lampu mobil yang diparkir di sisi landasan.

Tepat pukul 05.11, mereka terbang menuju sasaran. Mulyono take off lebih dulu, kemudian Sutardjo Sigit dan diikuti Suharnoko Harbani.

Misi operasi udara di Kota Semarang

Kadet Mulyono yang membawa pesawat Guntei buatan pabrik Mitsubishi Jepang menuju Kota Semarang. Pesawat buatan tahun 1938 ini membawa muatan enam buah bom.

Masing-masing seberat 100 kilogram yang diletakkan tiga buah di bawah sayap kiri dan kanan.

Saat itu, hari telah menjelang fajar, sehingga suasana agak remang-remang. Kondisi ini memungkinkan Mulyono untuk mengenali tanda-tanda di darat.

Setelah mendekati daerah sasaran, Mulyono lebih dulu mengitari daerah sasaran untuk memahami medan. Setelah melewati Laut Jawa, pesawat yang digunakan Mulyono belok kembali ke arah selatan dan menyerang Semarang.

Serangan Muyono dilakukan di dua tempat, yakni di kota bagian bawah dan bagian atas Kota Semarang.

Enam bom telah dijatuhkan di kedua tempat itu. Siasat ini sama sekali tidak diketahui militer Belanda. Kondisi ini membuat mereka menjadi panik.

Militer Belanda berlarian menuju Pangkalan Udara Kalibenteng dan memaksa menerbangkan pesawat.

Namun, akibat mesin pesawat belum panas, satu pesawat itu jatuh dan tersungkur di ujung landasan.

Pesawat Belanda lainnya akhirnya mengurungkan niat untuk mengejar pesawat Mulyono.

Sebanyak enam bom yang dijatuhkan ternyata telah menewaskan 7 orang dan sejumlah orang terluka. Kemudian, merusak 11 bangunan. Sebuah pabrik gas tidak luput dari sasaran tembakan.

Pesawat tempur TNI AU bermanuver dalam upacara HUT Ke-70 TNI AU di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (9/4/2016).TRIBUNNEWS / HERUDIN Pesawat tempur TNI AU bermanuver dalam upacara HUT Ke-70 TNI AU di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (9/4/2016).

Serangan di Salatiga, bom yang tak mau lepas hingga kado istimewa

Kadet Penerbang Sutardjo Sigit mendapat giliran kedua. Pesawat yang dibawanya bersiap-siap menuju Kota Salatiga.

Namun, suatu kejadian membahayakan menjadi pembuka. Lampu sorot yang sangat terang di area landasan membuat silau mata Sutardjo.

Perubahan yang sangat mendadak dari terangnya lampu sorot ke kegelapan malam menyebabkan kebutaan beberapa saat. Instrumen pada panel depan bahkan tak terbaca sama sekali. 

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com