Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Penerbang Muda dalam Serangan Balasan TNI AU ke Belanda (Habis)

Kompas.com - 09/04/2018, 12:25 WIB
Abba Gabrillin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

Namun, makin lama Suharnoko semakin jauh tertinggal. Hal itu sudah sewajarnya, karena kecepatan pesawat Guntei jauh lebih cepat ketimbang pesawat Cureng yang dikemudikan Suharnoko.

Singkat cerita, Suharnoko yang menyadari kekeliruannya segera menentukan posisi pesawatnya.

Dari ketinggian, dia melihat sebuah danau yang airnya berkilauan di dekat kota. Dia segera menganalisa dan menarik kesimpulan bahwa kota itu pasti Ambarawa yang berdekatan dengan Rawapening.

Saat itu, Suharnoko yakin dia berada di atas basis pertahanan lawan. Dengan cepat ia memutuskan untuk melakukan serangan.

Untungnya, Belanda tidak mengetahui kedatangan Suharnoko. Setelah mendapatkan titik serang, Suharnoko menukikkan pesawatnya dan membuat satu kali putaran untuk mengetahui lokasinya berada.

Detik-detik selanjutnya, ia melepaskan bom yang ada di sayap kanan dan kiri yang masing-masing seberat 50 kilogram.

Bom pertama diperkirakan jatuh di lapangan parkir kendaraan tentara Belanda. Namun, karena jarak terlalu dekat dengan dataran, bom yang satu lagi jatuhnya kurang kuat.

Suharnoko tak bisa memastikan apakah bom itu meledak atau tidak.

Setelah itu, Kota Ambarawa yang tadinya terang oleh lampu, mendadak menjadi gelap gulita. Tampaknya, lampu-lampu sengaja dipadamkan.

Suasana didukung tebalnya kabut yang menyelimuti Kota Ambarawa. Suharnoko kembali ke Maguwo dengan melakukan penerbangan rendah dan melalui jalur semula.

Hal itu tepat seperti instruksi dan arahan yang diberikan pimpinan TNI AU sebelum operasi dilaksanakan.

Selama perjalanan ke pangkalan udara, pesawat yang dikemudikan Suharnoko dikelilingi kabut tebal.

Kondisi ini ternyata disyukuri, karena hal ini sebagai salah satu bentuk kamuflase untuk menghinadri serangan balik Belanda.

Tindakan berani para penerbang muda TNI AU dalam serangan balik ini sungguh mengagumkan.

Apalagi jika mengingat hal ini baru pertama kali mereka lakukan dengan kemampuan diri dan keadaan pesawat yang serba terbatas.

Setidaknya, serangan balasan ini memberikan dampak psikologis dan politis bagi kedua belah pihak yang sedang berperang.

Bagi TNI AU dan Indonesia, serangan ini adalah bentuk eksistensi Republik Indonesia. Sedangkan, Belanda merasa dipermalukan. (Habis)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com