Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vendor Katering hingga Tiket Belum Dibayar First Travel, Nilainya Miliaran Rupiah

Kompas.com - 26/03/2018, 18:18 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bayu Galih

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Direktur PT Aril Buana Wisata (Ananta Tour), Ariani Arifuddin mengatakan, pihaknya telah beberapa kali bekerja sama dengan First Travel untuk penyediaan katering dan nasi kotak untuk kedatangan dan kepulangan jemaah umrah.

Mulanya kontrak keduanya berjalan lancar untuk kerja sama 2011-2012 dan April-Mei 2016. Proses pembayaran invoice juga lancar.

"Kemudian kerja sama lanjut November 2016-Mei 2017," ujar Ariani saat bersaksi dalam sidang perkara First Travel di Pengadilan Negeri Depok, Senin (26/3/2018).

Dalam kontrak, tertera harga-harga yang haris dibayarkan. Untuk katering di Madinah, perorang setiap harinya dikenakan 33 riyal Arab Saudi. Sementara, biaya katering di Mekah seharga 34 riyal.

Untuk nasi box saat kepulangan seharga 26 riyal per orang. Ananta Tour juga menangani kedatangan jemaah dengan harga 20 riyal per orang dan kepulangan seharga 30 riyal per orang.

Namun, dalam kerja sama terakhir, First Travel belum membayar lunas kekurangannya bayar untuk katering.

"Masih ada sekitar 2,5 juta riyal. Sekitar Rp 9 miliar belum dibayar," kata Ariani.

(Baca juga: Sebelum 2017, First Travel Sudah Sering Telat Berangkatkan Jemaah)

Ariani telah menagih invoice sebelum Mei 2017. Ia membuat surat resmi untuk penagihan. Ia juga berupaya berkomunikasi langsung.

Tanggapan First Gravel saat itu, akan dibayarkan lunas secara dicicil. Tanggal-tanggal angsuran pun sudah dibuat. Namun, tagihan itu belum juga dilunasi hingga kini.

Kerugian juga dialami PT Moisani Manggala Wisata selaku vendor penyedia tiket pesawat. General Manager PT Moisani Manggala Wisata Robby Al Hakim Sutansyah mengatakan, perusahaannya merugi sekitar Rp 9,6 miliar.

Perusahaan tersebut menjalin kerja sama dengan First Travel sejak 2015. Robby merasa mulai ada hambatan pembayaran tagihan First Travel sejak akhir Desember 2016.

"Kami kontrak harusnya sampai April 2017. Ternyata sampai Januari awal kami putus. Saya tidak berangkatkan lagi," kata Robby.

Robby mengatakan, pihaknya sudah menombok ke pihak Lion Air untuk menutupi kekurangan dari First Travel. Untuk Desember 2016, semestinya ada tiga penerbangan dijadwalkan. Namun, karena pembayaran tersendat, dikurangi jadwal penerbangan menjadi dua, kemudian dikurangi lagi menjadi satu, hingga batal sama sekali.

"Awalnya total biaya Rp 28 miliar. Itu plus save payment. Tanpa save payment bayarnya Rp 18 miliar. Sudah dicicil hingga Rp 9,6 miliar yang belum," kata Robby.

(Baca juga: Mantan Karyawan Sebut Bos First Travel Beli Perusahaan dengan Nama Orang Lain)

Terkait vendor, sebelumnya, mantan pegawai bagian keuangan, Atika Adinda Putri, mengatakan belum semua tagihan untuk keperluan umrah dibayarkan First Travel.

Halaman:


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com