BEBERAPA hari belakangan berseliweran di linimasa media sosial dan grup-grup Whatsapp bahwa Indonesia ‘diyakini’ akan bubar di tahun 2030. Hah, kok bisa?
Sungguh mengejutkan bin mengagetkan dan membuat was-was, segitunya kah? Penasaran, langsung ubek-ubek sumber dan referensi untuk menelisik lebih jauh dari beberapa sumber yang sahih, reliable, dan layak dipercaya, di antaranya: PwC (Pricewaterhouse Cooper), The Economist, World Bank, World Economic Forum, dan beberapa sumber lain.
Rangkumannya seperti ini: Di tahun 2050, perekonomian 32 negara terkuat di dunia akan mencakup 84 persen dari total global GDP (Gross Domestic Product).
Pertumbuhan ekonomi dunia rata-rata hanya sebesar 3 persen per tahun di periode 2014-2050; ukuran perekonomian membengkak dua kali lipat di tahun 2037 dan tiga kali lipat di tahun 2050.
Secara umum, perekonomian akan melambat setelah tahun 2020 disebabkan pertumbuhan ekspansi ekonomi terpesat yaitu China mulai mencapai titik sustainable untuk jangka panjang, dan usia produktif komposisi penduduk menurun di negara-negara maju.
Baca juga : Fadli Zon: Pernyataan Prabowo soal Indonesia Bubar pada 2030 Hanya Peringatan
Kekuatan ekonomi global akan terus bergeser dari negara maju di Amerika Utara, Eropa Barat dan Jepang ke arah Asia dalam 35 tahun ke depan.
China sudah melampaui Amerika Serikat di tahun 2014 sebagai perekonomian terkuat dalam hal Purchasing Power Parity (PPP) dan diperkirakan dalam hal Market Exchange Rate (MER) China akan melampaui Amerika Serikat di tahun 2028.
Meksiko dan Indonesia sebagai “pendatang baru” dalam pertumbuhan ekonomi yang pesat akan melampaui Inggris dan Perancis di tahun 2030 dalam hal PPP. Catatan: PPP = Purchasing Power Parity atau Keseimbangan Kemampuan Berbelanja.
PPP mengukur berapa banyak sebuah mata uang dapat membeli dalam pengukuran internasional (biasanya dollar), karena barang dan jasa memiliki harga berbeda di beberapa negara.
Baca juga : Prabowo Ungkap Pidatonya soal Indonesia Bubar Tahun 2030 atas Kajian Ahli Intelijen
Nilai tukar PPP digunakan dalam perbandingan internasional dari standar hidup. PDB sebuah negara awalnya dihitung dalam mata uang lokal, jadi perbandingan antara dua negara membutuhkan konversi mata uang.
Perbandingan menggunakan nilai tukar nyata dianggap tidak nyata, karena mereka tidak merefleksikan perbedaan harga antar negara. Perbedaan antara PPP dan nilai tukar nyata bisa berbeda banyak. Simak penjelasan di sini.
Secara singkat PPP dapat disebut sebagai: daya beli satu negara.
Walaupun demikian, gap antara negara maju lama (well established large economies) dengan negara maju pendatang baru (new striking emerging economies, saya tidak menggunakan istilah ‘negara berkembang’) akan tetap cukup lebar dikarenakan jauhnya perbedaan GDP.
Indonesia dan Nigeria mengejutkan dunia dengan melesatnya dua negara ini. Indonesia dari posisi 9 di tahun 2014 menjadi posisi 4 di tahun 2050, dan Nigeria lebih menggebrak dari posisi 20 di tahun 2014 menjadi posisi 9 di tahun 2050.
Sementara pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan real GDP 2014-2050 dapat dilihat di figur di bawah ini: (Indonesia nomor 4!)
Kita mengenal istilah G7, yaitu tujuh negara maju: Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris, Perancis, Italia dan Kanada.
Sementara ada juga E7 yaitu tujuh negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi dan terpesat di dunia: China, India, Brazil, Rusia, Indonesia, Meksiko dan Turki.