Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Anggota DPR Bandingkan KPK dan BNN di Depan Heru Winarko

Kompas.com - 20/03/2018, 20:23 WIB
Robertus Belarminus,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan memberikan gambaran soal perbedaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) dihadapan Kepala BNN yang baru Irjen Heru Winarko.

Seperti diketahui, Heru merupakan mantan Deputi Penindakan KPK yang dilantik menjadi Kepala BNN oleh Presiden, menggantikan Kepala BNN sebelumnya Komjen Budi Waseso yang pensiun.

Perbedaan yang digambarkan Arteria itu misalnya soal KPK yang punya sarana melimpah dalam menjalankan tugasnya, sementara BNN disebut bekerja dalam keterbatasan.

(Baca juga: Kepala BNN Target Bongkar 26 Sindikat Narkoba di 2018)

Mulanya Arteria melontarkan pujian dengan menyatakan KPK dapat hebat salah satunya berkat kepiawaian Heru.

"Tapi saya ingin sampaikan Pak Heru Winarko, bedanya KPK itu kewenangannya begitu melimpah, semua sarpras (sarana prasarana) nya tersedia dengan baik, mewah dia, sedangkan di BNN ini, bapak harus prihatin," kata Arteria diskusi berjudul "Pemerintah Serius Tangani Narkoba" di Gedung Serbaguna Kementerian Kominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (20/3/2018).

Arteria melanjutkan, sarana dan prasarana yang dimiliki BNN untuk melaksanakan tugasnya terbatas. Di beberapa BNN kabupaten misalnya, lanjut Arteria, personilnya tidak memiliki senjata.

BNN disebutnya juga tidak memiliki kantor sendiri. Tetapi, dengan keterbatasan itu, kata dia, BNN tetap bisa menangkap bandar narkoba.

"Senjata boleh dihitung jari tangan. Tapi bisa. Yang dihadapi adalah sindikat penjahat-penjahat yang luar biasa hebat," ujar Arteria.

(Baca juga: Pemerintah Usulkan BNN Miliki Wewenang Tentukan Narkotika Jenis Baru)

Anggaran untuk BNN pun disebutnya sedikit, seperti biaya pemberantasan yang disebutnya hanya Rp 70 juta per tahun.

"Bayangkan kalau kita peduli korupsi, anggaran KPK begitu besarnya tuh, Rp 850 miliar satu satker, tapi BNN ini enggak ada," ujar Arteria.

"Makanya saya ingin menantang Pak Heru bisa enggak, kalau di KPK pasti bisa, kalau di sini (BNN) tempatnya agak lumayan nih, belantara ini, terjal, dan ini mata airnya enggak ada," ujar Arteria.

Politisi PDI Perjuangan itu juga mengatakan, narkoba lebih berbahaya daripada korupsi. "Kalau kita katakan korupsi lebih bahaya dari pada narkoba siapa bilang. Ini (narkoba) jauh lebih berbahaya," ujar Arteria.

Dia juga mengatakan, posisi Kepala BNN juga tidak mudah, sebab berpotensi mendapat intimidasi, mendapat tekanan, dan politisasi. Sebab kasus narkoba kadang melibatkan orang yang punya jabatan tinggi.

"Dari mulai pucuk pimpinan tertinggi sampai rakyat paling miskin main narkoba," ujar Arteria.

(Baca juga: Kepala BNN: Dari PAUD, Kita Ajak Sama-sama Lawan Narkoba)

Tetapi dia yakin Heru dapat memimpin BNN dengan keterbatasan lembaga anti narkoba tersebut. Pemerintah dinilainya tidak sembarangan menunjuk Heru untuk menggantikan Buwas, yang juga dianggap berprestasi memimpin lembaga tersebut.

Sebab, pemerintah menurut dia menganggap masalah narkoba merupakan hal serius.

"Hari ini diturunkan lagi yang namanya patriot kita, terbukti di tempat KPK luar biasa hebat, DPR saja ditangkap sama beliau. Padahal setiap hari ketemu, tetap aja ditangkap. Artinya luar biasa integritasnya," ujar Arteria.

Kompas TV Badan Narkotika Nasional dan Direktorat Bea dan Cukai kementrian keuangan, merilis hasil pengungkapan jaringan narkotika internasional asal Taiwan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com