Dengan basis massa Nahdlatul Ulama (NU) yang mengedepankan kemoderatan, ia meyakini dukungan PKB diperebutkan Jokowi, Prabowo, dan mereka yang menginginkan adanya poros baru.
Selain itu, Lukman menyatakan, jumlah kursi PKB di DPR juga menjadikan PKB sebagai penentu pembentukan poros baru tersebut. Jika PKB merapat ke Jokowi atau Prabowo, ia memastikan poros baru tak akan terbentuk.
Namun, Lukman memastikan komunikasi PKB dengan keempat partai yang belum mendeklarasikan capres untuk membentuk poros ketiga belum ada progres karena Muhaimin masih memiliki komunikasi yang baik dengan Jokowi.
Muhaimin sendiri digadang-gadang oleh PKB sebagai cawapres pada Pilpres 2019.
"Saya kira belum dibangun itu. Kan saya katakan sekali lagi komunikasi Cak Imin (Muhaimin) dengan Jokowi masih bagus," kata Lukman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/3/2018).
(Baca juga: Soal Maju Cawapres, Muhaimin Tunggu Ajakan Partai Koalisi Pemerintah)
Ia mengatakan, PKB telah hampir lima tahun bersama dengan Jokowi menjalankan roda pemerintahan sehingga memiliki kedekatan dalam berkomunikasi. Dengan adanya menteri-menteri dari PKB, menurut Lukman, tentu semakin memuluskan komunikasi Cak Imin dengan Jokowi.
Namun, Lukman menyatakan PKB tetap mendorong Cak Imin berkomunikasi dengan semua pihak ihwal pencapresan ini.
Menanggapi kemunculan poros ketiga, Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai wajar wacana itu muncul. Sebab, saat ini masih tahap awal dalam masa penggodokan capres dan cawapres.
Dengan demikian, semua wacana pastinya akan digelontorkan oleh semua parpol, terlebih bagi mereka yang hendak memunculkan poros ketiga.
Namun, ia menilai sulit terbentuknya poros ketiga ini. Meski demikian, jika poros baru ini muncul ia menilai peran PKB dan Demokrat akan dominan sebab keduanya memiliki porsi kursi yang besar dalam membentuknya.
Karena itu, ia menyatakan, pembentukan poros baru akan sangat bergantung pada langkah politik kedua partai itu. Saat ini ia menilai PKB masih cukup dekat dengan Jokowi sehingga sulit untuk membentuk poros baru.
Sementara Partai Demokrat, kata Qodari, akan bergantung pada keputusan ketua umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Bagi SBY yang sangat memperhatikan survei tentu akan melihat hasil survei ke depan. Kedua tentu yang akan semakin membuka peluang bagi perkembangan AHY ke depan," ujar Qodari.
"Karena Pilpres 2019 ini kalau pakai kacamata SBY adalah momentum untuk menghantarkan AHY ke pentas politik yang lebih besar," kata dia.