Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Terjunkan 50 Orang Lembaga Adat Dampingi Masyarakat Asmat

Kompas.com - 05/03/2018, 09:54 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus berupaya menghentikan kejadian luar biasa (KLB) penyebaran wabah penyakit di Kabupaten Asmat, Papua.

Sebanyak 50 orang dari lembaga adat Papua telah diterjunkan untuk mendampingi masyarakat di Kabupaten Asmat dalam hal pola hidup sehat.

"Betul, ada 50 orang dari lembaga adat Papua yang memang sudah dilatih sebelumnya untuk mendampingi masyarakat. Sekarang ini sedang dalam proses mereka terjun ke sekitar 20 distrik di Asmat," ujar Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya kepada Kompas.com, Senin (5/3/2018).

Tugas pendamping yang seluruhnya merupakan orang asli Papua itu yakni memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pola hidup sehat.

Diketahui, sebagian besar masyarakat di Asmat merupakan penerima Program Keluarga Harapan (PKH). Melalui program itu, per keluarga menerima dana Rp 1.890.000 yang dapat diambil dalam tiga tahap.

(Baca juga: Pemerintah Dampingi Masyarakat Asmat hingga Satu Tahun ke Depan)

Tim pendamping tersebut pun berperan aktif saat masyarakat mencairkan dana PKH.

"Pendamping bertugas memberikan saran, uang PKH untuk memenuhi gizi anak, untuk pendidikan anak, untuk menjaga kesehatan keluarga. Ini penting agar hidup sehat itu tumbuh dari keluarga sendiri," ujar Lenis.

Lenis menjelaskan, penerjunan tim pendamping masyarakat ini menggunakan anggaran Kementerian Sosial. Namun, implementasi teknisnya bekerja sama dengan lintas lembaga pemerintah.

"Meskipun anggaran mereka ini dari Kemensos, tapi untuk transportasinya dibantu TNI dan Polri. Karena akses ke Asmat ini kan sulit. Jadi kita harus saling membantu," ujar Lenis.

Lenis yang mengklaim merupakan penggagas pendamping ini mengatakan, belum bisa diketahui rentang waktu kerja tim pendamping. Hal itu baru akan dibincangkan kemudian.

"Yang penting mereka bisa hidup sehat dulu. Mendapatkan informasi-informasi tentang bagaimana hidup sehat. Dengan begitu, mudah-mudahan kejadia luar biasa wabah penyakit di sana bisa teratasi," ujar Lenis.

Kompas TV Akses yang sulit salah satu penyebabnya banyak anak-anak Asmat meninggal karena campak dan gizi buruk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Presiden Jokowi Tanya ke Menkes, Kenapa Harga Obat Mahal Tapi Industri Farmasi Tak Maju-maju

Presiden Jokowi Tanya ke Menkes, Kenapa Harga Obat Mahal Tapi Industri Farmasi Tak Maju-maju

Nasional
Jokowi Minta Menkes Cari Formulasi Harga Obat dan Alkes Murah, Ditunggu 2 Minggu

Jokowi Minta Menkes Cari Formulasi Harga Obat dan Alkes Murah, Ditunggu 2 Minggu

Nasional
Jokowi Perintahkan Jajarannya Susun Konsep Relaksasi Pajak Kesehatan dalam 2 Minggu

Jokowi Perintahkan Jajarannya Susun Konsep Relaksasi Pajak Kesehatan dalam 2 Minggu

Nasional
Kapolri Pastikan Tak Ada yang Ditutupi Dalam Penyelidikan Kematian Siswa SMP di Padang

Kapolri Pastikan Tak Ada yang Ditutupi Dalam Penyelidikan Kematian Siswa SMP di Padang

Nasional
KPK Kembalikan HP dan Buku Catatan Hasto jika Tak Terkait Perkara Harun Masiku

KPK Kembalikan HP dan Buku Catatan Hasto jika Tak Terkait Perkara Harun Masiku

Nasional
Tingkat Kemiskinan Hanya Turun 2,22 Persen Selama Jokowi Menjabat, Menkeu Enggan Beri Tanggapan

Tingkat Kemiskinan Hanya Turun 2,22 Persen Selama Jokowi Menjabat, Menkeu Enggan Beri Tanggapan

Nasional
Kapolri Terjunkan Propam dan Itwasum Cek Penyidikan Kasus Kematian Siswa SMP di Padang

Kapolri Terjunkan Propam dan Itwasum Cek Penyidikan Kasus Kematian Siswa SMP di Padang

Nasional
Bappenas Siapkan PDN di Empat Lokasi

Bappenas Siapkan PDN di Empat Lokasi

Nasional
Pendanaan Kunjungan Paus ke Indonesia Ditanggung Bersama, Bukan Hanya Satu Dua Orang

Pendanaan Kunjungan Paus ke Indonesia Ditanggung Bersama, Bukan Hanya Satu Dua Orang

Nasional
Jokowi Bahas Rencana Pemberlakuan Bea Masuk 200 Persen untuk Produk China

Jokowi Bahas Rencana Pemberlakuan Bea Masuk 200 Persen untuk Produk China

Nasional
ICW Sebut KPK Berencana Pulangkan Pejabat yang Bikin Kasus Macet ke Instansi Asal, tapi Gagal

ICW Sebut KPK Berencana Pulangkan Pejabat yang Bikin Kasus Macet ke Instansi Asal, tapi Gagal

Nasional
Kejagung Sita 7,7 Kg Emas Terkait Kasus Korupsi 109 Ton Emas

Kejagung Sita 7,7 Kg Emas Terkait Kasus Korupsi 109 Ton Emas

Nasional
Dua Kapal Fregat Merah Putih TNI AL Diharapkan Bisa Beroperasi pada 2028

Dua Kapal Fregat Merah Putih TNI AL Diharapkan Bisa Beroperasi pada 2028

Nasional
Hadiri Forum Doha III, Menlu Retno Suarakan Keterlibatan Perempuan dalam Pembangunan Ekonomi

Hadiri Forum Doha III, Menlu Retno Suarakan Keterlibatan Perempuan dalam Pembangunan Ekonomi

Nasional
Wilayah Udara IKN Akan Di-'cover' Radar GCI Buatan Perancis

Wilayah Udara IKN Akan Di-"cover" Radar GCI Buatan Perancis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com