Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Menteri Puan tentang Beratnya Menempuh Perjalanan ke Asmat

Kompas.com - 27/02/2018, 14:38 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menghadiri Seminar Nasional Dalam Rangka Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional bagi Prof. Dr. M. Sardjito, MPH, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (27/2/2018).

Di sela-sela sambutannya, Puan sempat menceritakan beratnya memasuki Agats di Kabupaten Asmat yang sempat memperoleh status Kejadian Luar Biasa (KLB) atas wabah campak dan gizi buruk.

Memulai perjalanan dari Jakarta, Puan harus menaiki pesawat besar menuju Denpasar, Bali. Sesampainya di Denpasar, Puan kembali melanjutkan perjalanannya menggunakan pesawat ke Timika.

Tiba di Timika, Puan harus menaiki pesawat terbang perintis berkapasitas kecil untuk menuju ke Ewer selama 45 menit.

"Dari Ewer ke Agats saya harus naik speedboat, speedboat isi 4 orang selama 30 menit. Kemudian sampai di Agats saya harus naik ojek untuk bisa jalan di kampung yang ada di Agats," ungkap Puan.

(Baca juga: Sulitnya Medan Asmat dan Upaya Mewujudkan Harapan)

Puan awalnya tak membayangkan betapa beratnya perjalanan menuju Asmat.

Setelah menjalaninya sendiri, Ia mengatakan butuh waktu sekitar 10 jam jika melakukan perjalanan menggunakan kapal dari Timika untuk mencapai Asmat.

Itupun belum termasuk perjalanan menuju perkampungannya. Akses kendaraan menuju perkampungan pun juga terbatas.

"Itu kenapa harus pakai ojek karena memang itu kendaraan yang ada di situ. Bayangkan saja kalau kemudian harus jalan kaki, kampungnya itu tidak terlalu besar," kata Puan.

 

Pendidikan dan kesehatan

Cerita itu merupakan refleksi Puan atas kiprah Prof. Sardjito yang telah berkontribusi banyak dalam mengembangkan pendidikan dan kesehatan di Indonesia.

Menurut Puan, hal yang paling dibutuhkan oleh rakyat Asmat adalah pendidikan dan kesehatan.

"Kita itu kemudian enggak tahu punya negara sebesar ini punya wilayah sekaya ini tapi kenapa saudara kita yang ada di Papua itu kemudian tidak bisa mendapatkan haknya atau mendapatkan pelayanan yang seperti kita harapkan," kata Puan.

Puan menilai negara sudah berusaha hadir di Asmat. Namun demikian, Puan berharap agar para ahli, akademisi, praktisi hingga relawan di bidang pendidikan dan kesehatan bisa membantu mengedukasi masyarakat Asmat dalam menjalani kehidupan yang lebih baik.

(Baca juga: Diam-diam, Arie Kriting Galang Dana dan Kirim Bantuan ke Asmat)

"Jadi kalau kita enggak mulai, bagaimana kita membangkitkan jiwa kemanusiaan dan kemudian pendidikan untuk kesejahteraan rakyat yang ada di Papua atau rakyat yang ada di Indonesia?," ujar Puan.

Sebelumnya, Puan didampingi Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Sosial, dan Kepala Kantor Staf Presiden, pada Kamis (22/2/2018) berkunjung ke Agats, Asmat, Papua.

Tujuan kunjungan tersebut untuk monitoring dan evaluasi pasca-KLB Campak di daerah tersebut. Dalam kesempatan tersebut, Puan Maharani berjanji tak akan meninggalkan Asmat walau Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak sudah dicabut.

"Pemerintah ingin melakukan langkah-langkah holistik berkesinambungan secara bertahap. Jadi bukan karena KLB Asmat-nya sudah dicabut, lalu mereka ditinggalkan," kata Puan melalui siaran persnya yang diterima Kompas.com di Jakarta, Jumat (23/2/2018).

Kunjungan Menko PMK di Agats tersebut untuk monitoring dan evaluasi terkait pelayanan kebutuhan dasar (rumah sakit, sekolah, PAUD, & bansos PKH, Rastra, KIP), percepatan infrastruktur dasar kesehatan berupa air bersih dan sanitasi, dan kesiapan rumah sakit.

Kompas TV Akses yang sulit salah satu penyebabnya banyak anak-anak Asmat meninggal karena campak dan gizi buruk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bos Freeport Ajukan Perpanjangan Relaksasi Izin Ekspor Konsentrat Tembaga hingga Desember 2024

Bos Freeport Ajukan Perpanjangan Relaksasi Izin Ekspor Konsentrat Tembaga hingga Desember 2024

Nasional
Puan Sebut Antar Fraksi di DPR Sepakat Jalankan UU MD3 yang Ada Saat Ini

Puan Sebut Antar Fraksi di DPR Sepakat Jalankan UU MD3 yang Ada Saat Ini

Nasional
Puan: Belum Ada Pergerakan soal Hak Angket Kecurangan Pilpres 2024 di DPR

Puan: Belum Ada Pergerakan soal Hak Angket Kecurangan Pilpres 2024 di DPR

Nasional
Beri Keterangan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Diskualifikasi dan Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis

Beri Keterangan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Diskualifikasi dan Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis

Nasional
Bantuan Sosial Jelang Pilkada 2024

Bantuan Sosial Jelang Pilkada 2024

Nasional
KPU Klaim Pelanggaran Etik Hasyim Asy'ari Tak Lebih Banyak dari Ketua KPU Periode Sebelumnya

KPU Klaim Pelanggaran Etik Hasyim Asy'ari Tak Lebih Banyak dari Ketua KPU Periode Sebelumnya

Nasional
Bos Freeport Wanti-Wanti RI Bisa Rugi Rp 30 Triliun Jika Relaksasi Ekspor Konsentrat Tembaga Tak Dilanjut

Bos Freeport Wanti-Wanti RI Bisa Rugi Rp 30 Triliun Jika Relaksasi Ekspor Konsentrat Tembaga Tak Dilanjut

Nasional
Sidang Sengketa Pilpres, KPU 'Angkat Tangan' soal Nepotisme Jokowi yang Diungkap Ganjar-Mahfud

Sidang Sengketa Pilpres, KPU "Angkat Tangan" soal Nepotisme Jokowi yang Diungkap Ganjar-Mahfud

Nasional
KPU Anggap Ganjar-Mahfud Salah Alamat Minta MK Usut Kecurangan TSM

KPU Anggap Ganjar-Mahfud Salah Alamat Minta MK Usut Kecurangan TSM

Nasional
KPU: Anies-Muhaimin Lakukan Tuduhan Serius MK Diintervensi

KPU: Anies-Muhaimin Lakukan Tuduhan Serius MK Diintervensi

Nasional
Penguasaha Pemenang Tender Proyek BTS 4G Didakwa Rugikan Negara Rp 8 Triliun

Penguasaha Pemenang Tender Proyek BTS 4G Didakwa Rugikan Negara Rp 8 Triliun

Nasional
KPU: Anies-Muhaimin Tak Akan Gugat Pencalonan Gibran jika Menang Pemilu

KPU: Anies-Muhaimin Tak Akan Gugat Pencalonan Gibran jika Menang Pemilu

Nasional
KPU Sindir Anies-Muhaimin Baru Persoalkan Pencalonan Gibran setelah Hasil Pilpres Keluar

KPU Sindir Anies-Muhaimin Baru Persoalkan Pencalonan Gibran setelah Hasil Pilpres Keluar

Nasional
Gerindra Ragu PDI-P Bakal Jadi Oposisi, Bambang Pacul: Ya 'Monggo'...

Gerindra Ragu PDI-P Bakal Jadi Oposisi, Bambang Pacul: Ya "Monggo"...

Nasional
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama, Supir Truk Jadi Tersangka dan Ditangani Polda Metro Jaya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama, Supir Truk Jadi Tersangka dan Ditangani Polda Metro Jaya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com