Beberapa kali ia membuat wartawan kecele dengan candaannya, terutama saat ditanya siapa calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya. Ia justru menjawab pendampingnya ialah Iriana, istrinya.
"Calon pendamping? Saya sebutkan sekarang ya namanya. Namanya adalah Ibu Iriana," seloroh Jokowi.
Para wartawan yang sedari tadi mengiranya serius lantas tertawa.
"Yaah bapak, bukan itu Pak. Cawapres," balas para wartawan.
Makna simbolis
Menanggapi simbolisasi pencapresan Jokowi, Ketua DPP PDI-P Andreas Hugo Pareira mengatakan Megawati merupakan sosok yang lekat dengan kontemplasi di balik setiap keputusan politiknya.
"Kalau kita perhatikan ya itulah. Ibu Mega kan selalu tampil dalam wajah politik yang elegan. Yang dia yakini betul. Kita bisa lihat bagaimana proses yang terjadi, ada kontemplasi khusus di situ," kata Andreas.
Hal senada disampaikan politisi PDI-P sekaligus putri Megawati, Puan Maharani. Ia menilai segala simbol yang hadir dalam pencapresan Jokowi kembali mengingatkan bahwa Presiden ke depannya ialah penjaga mandat Pancasila di semua sektor kehidupan masyarakat.
"Simbol itu kan tergantung bagaimana kemudian persepsi orang masing-masing. Tapi yang pasti itu yang harus dijaga ke depan bahwa presiden yang nanti pads periode 2019, harus mengedepankan pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan toleransi beragama," tutur Puan.
Dan sebagaimana yang harus diingat, bicara pencapresan tentunya merupakan urusan republik ini. Meminjam makna Republic yang dipopulerkan filsuf Plato, yang berarti res publica, atau urusan orang banyak.
Dengan demikian, urusan pencapresan juga melibatkan nasib rakyat yang dipimpin, bukan hanya segelintir elit politik. Dan di tangan rakyat lah masa depan pencapresan Jokowi ditentukan.