Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar, Si Beringin yang Bertahan Sejak Era Soekarno hingga Kini

Kompas.com - 21/02/2018, 16:10 WIB
Kristian Erdianto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Kompas TV Partai Golkar menyatakan akan memberi sanksi tegas kepada Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko.

Setelah Soeharto lengser, performa Golkar sempat menurun. Pada Pemilu 1999, perolehan suara Partai Golkar turun menjadi peringkat kedua setelah PDI-P.

Golkar menduduki peringkat kedua dengan perolehan 23.741.758 suara atau 22,44% dari suara sah.

Golkar kembali bangkit pada Pemilu Legislatif 2004. Partai Golkar menjadi pemenang dengan meraih 24.480.757 suara atau 21,58% dari keseluruhan suara sah.

Baca juga: Golkar Minta Cawapres Jokowi Didiskusikan dengan Semua Partai Pengusung

Kemenangan tersebut merupakan prestasi tersendiri bagi Partai Golkar karena pada Pemilu Legislatif 1999, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan mendominasi perolehan suara.

Pada Pemilu Legislatif 2009, Golkar meraih suara 15.037.757 dari jumlah total suara sah sebanyak 104.099.785 suara.

Sementara, Partai Demokrat mendapat suara 21.703.137 dan PDI-P dengan suara 14.600.09.

Pada Pemilu 2014, PDI-P berhasil menyalip Golkar dengan meraih suara terbanyak yakni 23.681.471 atau 18,95 persen. Sedangkan Golkar di urutan kedua dari total 15 partai peserta pemilu dengan perolehan suara 18.432.312 atau 14,75 persen.

Target di 2019

Saat pengundian nomor urut parpol peserta Pemilu 2019, Minggu (18/2/2018), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengasosiasikan nomor urut 4 yang didapatkan partainya dengan program yang tengah digencarkan.

Keempat program tersebut yakni penyediaan lapangan kerja, penyediaan sembako murah, penyediaan rumah yang harga dan jaraknya terjangkau.

"Karena itu Golkar meminta dukungan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk berjuang bersama. Kepada kader Golkar, izinkan bersama ini saya sampaikan yel Golkar yang baru. Ada empat, Golkar bangkit, Golkar jaya, Golkar maju, Golkrar menang," kata Airlangga.

Baca juga: 5 Anggota Fraksi Golkar Belum Laporkan LHKPN Terbaru

Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Golkar Lodewijk Freidrich Paulus mengungkapkan partainya punya ambisi untuk menambah wakilnya di parlemen pada 2019 mendatang.

"Pemilihan Legislatif 2019 kami akan mengejar tambahan 19 kursi di DPR," ujarnya saat menggelar konferensi pers di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Kamis (25/1/2018).

Saat ini, kata Lodewijk, kader Golkar yang masuk ke Senayan mencapai 91 kader atau 91 kursi. Artinya, dengan tambahan target 19 kursi, maka Golkar bakal mendapat 110 kursi parlemen pada 2019.

Dengan 91 kursi di DPR, Golkar menjadi fraksi terbesar kedua di bawah PDIP yang memiliki 109 kursi. Meski begitu, berkat UU MD3, posisi Ketua DPR dipegang oleh Golkar.

Selain itu, Golkar juga menargetkan 20 persen suara nasional. Angka itu lebih besar dari pada Pemilu 2014 lalu dimana Golkar hanya memperoleh suara 14 persen.

Terakhir, partai yang diterpa prahara isu korupsi KTP elektronik itu menargetkan kemenangan Joko Widodo pada Pilpres 2019 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com