Di posisi kedua, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi kadidat cawapres terkuat kedua setelah Agus.
Jika dipasangkan dengan Jokowi, rata-rata elektabilitas Anies mencapai 10,37 persen.
Sedangkan jika dipasangkan dengan Prabowo, elektabilitas Anies sebagai cawapres mencapai 15,25 persen.
"Jadi bagi Demokrat menawarkan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) sebagai cawapres, itu kalkulasi yang paling relistis," kata Hanta lagi.
Saat ditanya ke mana Demokrat akan berkoalisi, Hanta mengatakan, kemungkinan ke poros Jokowi karena incumbent dianggap memiliki peluang menang lebih besar ketimbang Prabowo.
"Mereka (Demokrat) ke Jokowi atau Prabowo? Kalau saya melihat analisis saya prioritas pertama adalah ke Jokowi karena incumbent, kemudian Prabowo, menawarkan AHY sebagai cawapres, itu kalkulasi yang paling relistis," lanjut dia.
Baca juga: Membaca Safari Politik Agus Yudhoyono
Hal ini juga dibenarkan oleh Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Roy Suryo. Ia mengatakan, kecil kemungkinan partainya akan membuat poros baru di luar Jokowi dan Prabowo.
Namun saat ditanya kemana Demokrat akan merapat, Roy belum bisa menjawab.
"Belum kami tentukan dan masih terus didiskusikan," papar Roy.
Survei Poltracking dilakukan pada 27 Januari-3 Februari dengan melibatkan 1.200 responden yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Survei menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.