Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panggung 2019 Diprediksi Kembali Menjadi Milik Jokowi dan Pabowo

Kompas.com - 19/02/2018, 12:54 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilu 2019 berpeluang besar hanya akan diikuti oleh dua bakal calon presiden.

Dari sejumlah survei, petarungnya kemungkinan tak jauh berbeda dari Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 yaitu petahana Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Survei Poltracking yang dilakukan medio 27 Januari-3 Februari 2018 memperkuat kemungkinan itu.

Berdasarkan survei Poltracking, hanya Jokowi dan Prabowo yang punya elektabilitas dua digit. Hasil ini didapatkan dari empat kali simulasi tiga nama bakal capres.

Baca juga: Pilpres 2019, Fadli Zon Sebut Jokowi dan Prabowo Bakal Rematch

Elektabilitas Jokowi paling tinggi dalam simulasi tiga nama capres yaitu mencapai 57,9 persen saat dihadapkan dengan Prabowo (31,5 persen), dan mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (2,3 persen).

Sementara itu, Prabowo menjadi kandidat penantang Jokowi dengan elektabilitas tertinggi dalam simulasi tiga nama capres, dengan angka 32,6 persen. Saat disimulasi dengan Jokowi dan Agus Harimurti Yudhoyono, Jokowi masih tertinggi (57,8 persen), sementara Agus Harimurti Yudhoyono 1,7 persen.

Dua skenario

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR saat menyampaikan rilis Poltracking di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Minggu (26/11/2017).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR saat menyampaikan rilis Poltracking di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Minggu (26/11/2017).
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda memprediksi ada dua skenario yang paling memungkinkan di Pemilu 2019. Penentunya adalah Partai Demokrat.

Alasannya, menurut dia, saat ini Demokrat konsisten berada di tengah-tengah kedua capres sehingga manuvernya menjadi penentu.

Skenario pertama, Jokowi dan Prabowo kembali berhadapan. Namun, pada skenario pertama ini, Partai Demokrat yang dikomandani SBY bisa berkoalisi dengan poros yang dibentuk Jokowi, yang kemungkinan terdiri dari partai-partai yang kini tergabung dalam koalisi pemerintahan.

Baca juga : Survei Indo Barometer: Jika Prabowo Batal Maju Capres, Anies Jadi Lawan Terberat Jokowi

Partai-partai itu adalah PDI-P, Golkar, PKB, PPP, Hanura, Nasdem, dan PAN. 

Namun, kata Hanta, bisa saja nantinya koalisi pendukung Jokowi tak didukung PAN dan PKB yang kemungkinannya terbuka untuk bergabung ke koalisi Prabowo bersama PKS.

Sementara itu, pada skenario kedua, Demokrat akan merapat ke koalisi Gerindra dan PKS untuk mengusung Prabowo bertarung melawan Jokowi.

"Arah Demokrat itu sekarang, sudah mulai realistis. Nanti akan ada dua poros, dengan tiga poros masih mungkin tapi sulit. PAN dan PKB, salah satu akan bergabung ke Jokowi, saya yakin sekali, tetapi (tiga poris) ada kemungkinan," kata Hanta, di Jakarta, MInggu (18/2/2018).

Ia mengatakan, prediksi pembentukan dua poros tersebut juga dapat dilihat melalui perolehan kursi partai-partai yang ada di DPR saat ini.

Baca juga: SBY Kukuhkan Agus Yudhoyono Sebagai Kogasma Demokrat untuk Pilpres 2019

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com