JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan munculnya persoalan gizi buruk dan wabah campak di Kabupaten Asmat, Papua.
Menurut Yohana, perubahan pola hidup masyarakat Papua ikut memengaruhi persoalan gizi buruk.
Ia mengungkapkan, umumnya warga Papua saat ini sangat tergantung dengan pasokan beras miskin dari pemerintah.
"Tadinya mereka kan menanam ubi, sagu, tapi setelah raskin masuk mereka tergantung dengan raskin. Jadi saat raskin itu telat masuk ya bagaimana mau dapat makanan," ujar Yohana usai rapat konsultasi antara pemerintah dan DPR di Ruang Rapat Pansus B, Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Baca juga: Antisipasi Terulangnya KLB Asmat, Pemerintah Siapkan Infrastruktur
Yohana mengatakan, sejak mengenal beras, masyarakat Papua tak lagi berkebun dan menanam sagu atau ubi yang menjadi makanan pokoknya.
Oleh sebab itu, ketika distribusi beras terlambat, warga akan kekurangan bahan makanan.
"Sekarang itu kebanyakan orang Papua tergantung pada beras akhirnya tidak berkebun lagi, tak lagi tanam-tanam sagu dan juga ubi. Nah itu salah satunya. Kalau terlambat sedikit mau makan apa. ya makan yang ada. kalau ada pohon kelapa ya makan kelapa," kata Yohana.
Faktor lain yang juga ikut memengaruhi adalah lingkungan tempat tinggal suku Asmat. Menurut Yohana, suku Asmat umumnya tinggal di daerah rawa, terpencil, dan sulit dijangkau.
Baca juga: Menteri Yohana Tak Sepakat Relokasi Terbatas untuk Atasi Persoalan di Asmat
Selain itu, sumber air bersih juga sulit ditemukan.
"Di Asmat itu kan hidupnya di rawa. Jadi ya, apalagi di daerah terpencil yang tidak pernah dijangkau. Apalagi air bersih tidak ada di sana. Bagaimana mau dapat air bersih. Air bersih susah, ya mereka pasrah dengan alam yang ada," kata Yohana.
Terkait persoalan itu, lanjut Yohana, pihaknya telah menyiapkan program pemberdayaan, khususnya terhadap perempuan.
"Maka kami akan memberdayakan perempuan-perempuan di sana sebagai tulang punggung. kami ajarkan bagaimana mereka mereka menghadapi situasi darurat," ujar Yohana.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.