Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RAPBD DKI Menggelembung, Wakil Ketua KPK Minta Publik Jangan Berburuk Sangka

Kompas.com - 21/11/2017, 20:07 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta agar publik tidak memberi respons negatif mengenai potensi adanya penggelembungan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI 2018.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang, menanggapi dugaan adanya penggelembungan dalam RAPBD DKI.

"Jangan su'udzon dulu. APBD itu biasa naik turun, yang penting jangan dikeduk masuk ke area pribadi atau kelompok," kata Saut, lewat pesan tertulis, Selasa (21/11/2017).

Menurut Saut, korupsi bisa saja terjadi meski tidak ada penggelembungan anggaran. KPK, menurut dia, pernah menangani kasus semacam itu.

"Enggak ada penggelembungan juga kalau memang mau niat bisa juga kan. Seperti beberapa kasus yang sudah ditangani KPK," ujar Saut.

Baca juga : Anggaran Gelondongan Pengadaan Lahan Rp 798 Miliar di RAPBD DKI 2018

Soal apakah KPK akan memantau pembahasan RAPBD DKI ini, Saut mengatakan semua pemantauan adalah kerja dari KPK.

"Monitoring Itu bagian dari kerjaan KPK, karena itu amanah UU KPK," ujar Saut.

Sementara itu, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan proses pemantauan anggaran memang menjadi domain bagian pencegahan KPK.

Namun, apakah RAPBD DKI termasuk yang dikaji bagian pencegahan KPK, Febri belum dapat mengonfirmasinya.

"Apakah yang di DKI sudah termasuk dari domain kajian tersebut, saya harus pastikan," ujar Febri.

Baca juga : Ini Program-program yang Sebabkan Nilai RAPBD DKI 2017 Naik

Sementara itu, soal ada atau tidak pemantauan atau pengawasan terhadap pembahasan RAPBD DKI, dirinya tidak bisa mengungkapkannya ke publik.

"Ada atau tidak pengawasan pihak KPK itu sebenarnya tidak perlu disampaikan ke publik," ujar Febri.

Meski begitu, pihaknya mempersilahkan publik yang mengetahui adanya dugaan tindak pidana korupsi dalam RAPBD DKI, bisa melaporkannya ke KPK.

"Kalau memang masyarakat misalnya ada dugaan atau ada informasi yang didapatkan terkait dengan indikasi tindak pidana korupsi, itu bisa dilaporkan di pengaduan masyarakat. Itu berlaku untuk seluruh informasi yang ada," ujar Febri.

Pekan ini pembahasan RAPBD akan dimulai. Hari ini, DPRD DKI Jakarta menggelar paripurna untuk mendengarkan tanggapan gubernur atas pendapat fraksi-fraksi terhadap RAPBD 2018.

Kompas TV Kamis (16/11/2017) DPRD DKI Jakarta akan memberikan pandangan dari setiap fraksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com