Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI yang Baru agar Fokus pada Tugas Pokok dan Fungsinya

Kompas.com - 18/11/2017, 12:08 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris berpendapat, Presiden Joko Widodo seharusnya segera mengganti Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI.

"Kelihatannya Pak Gatot  memiliki ambisi politik. Jadi tidak ada salahnya Presiden segera mengganti Pak Gatot," ujar Charles dalam diskusi di Universitas Paramadina, Jakarta, Sabtu (18/11/2017).

Diketahui, Jenderal Gatot memasuki masa pensiun pada Maret 2018. Pada bulan November 2017 ini, ia sudah memasuki MPP (Masa Persiapan Pensiun).

Mengganti Gatot secepatnya, lanjut Charles, agar sosok Panglima TNI yang baru dapat fokus ke tugas pokok dan fungsinya.

(Baca juga : Siapa Sosok yang Dinilai Potensial Gantikan Gatot Jadi Panglima TNI?)

 

Sebab, menurut Charles, beberapa waktu terakhir ini, Gatot Nurmantyo sudah tidak lagi fokus menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Gatot tampak lebih sering berada di lingkungan politik dibandingkan pertahanan.

Di sisi lain, dengan segera mengganti Gatot, Presiden Jokowi juga memberikan kesempatan bagi Gatot menggunakan hak politiknya selepas pensiun untuk berkarier di dunia politik.

(Baca juga : Hindari Spekulasi, Percepatan Pergantian Panglima TNI Dinilai Perlu Dilakukan)

 

"Ini juga memberikan kesempatan Pak Gatot untuk mencapai cita-citanya di dunia politik," ujar politikus PDI Perjuangan tersebut.

Soal siapa pengganti Gatot, Charles menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden karena hal itu adalah hak prerogatif Presiden.

Namun, atas sejumlah pertimbangan, mulai dari regenerasi, program prioritas dan stabilitas internal, sosok dari matra Angkatan Laut atau Angkatan Udara dirasa pas untuk mengisi jabatan Panglima TNI pengganti Jenderal Gatot.

Kompas TV Sejumlah LSM meminta presiden segera mempercepat pergantian Panglima TNI, yang saat ini masih dijabat Jenderal Gatot Nurmantyo.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Nasional
Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Nasional
Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Nasional
Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Nasional
Prabowo Bantah Pemerintahannya Bakal Terapkan Proteksionisme

Prabowo Bantah Pemerintahannya Bakal Terapkan Proteksionisme

Nasional
Klaim Tak Pernah Rekomendasikan Proyek di Kementan, SYL: Semua Harus Sesuai SOP

Klaim Tak Pernah Rekomendasikan Proyek di Kementan, SYL: Semua Harus Sesuai SOP

Nasional
Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen di 3 Tahun Pemerintahannya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen di 3 Tahun Pemerintahannya

Nasional
Jelang Juni, Pemerintah Belum Putuskan Perpanjang Bansos Beras atau Tidak

Jelang Juni, Pemerintah Belum Putuskan Perpanjang Bansos Beras atau Tidak

Nasional
SYL Mengaku Tak Tahu Ada Patungan di Kementan untuk Kepentingannya

SYL Mengaku Tak Tahu Ada Patungan di Kementan untuk Kepentingannya

Nasional
Sebut Gaya Kepemimpinan Militeristik Tak Lagi Relevan, Prabowo: Saya Keluar dari Militer 25 Tahun Lebih

Sebut Gaya Kepemimpinan Militeristik Tak Lagi Relevan, Prabowo: Saya Keluar dari Militer 25 Tahun Lebih

Nasional
Cucu SYL Ditransfer Duit Rp 20 Juta dari Kementan

Cucu SYL Ditransfer Duit Rp 20 Juta dari Kementan

Nasional
Paham 'Ngedan' Penghalang Ideologis Prabowo

Paham "Ngedan" Penghalang Ideologis Prabowo

Nasional
Profil 7 Pimpinan LPSK Periode 2024-2029

Profil 7 Pimpinan LPSK Periode 2024-2029

Nasional
Dituding Sewa 'Private Jet', Dugem, dan Main Wanita, Ketua KPU Beri Penjelasan

Dituding Sewa "Private Jet", Dugem, dan Main Wanita, Ketua KPU Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com