Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengurus Golkar Akui Ada Info Upaya Cabut BAP untuk Hapus Jejak Novanto

Kompas.com - 14/11/2017, 16:09 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Bendahara Partai Golkar Zulhendri Hasan mengakui bahwa ia pernah mendengar adanya upaya pencabutan berita acara pemeriksaan (BAP). Pencabutan BAP itu terkait kasus korupsi pengadaan e-KTP yang diduga melibatkan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto.

Salah satu nama yang disebut-sebut memengaruhi para saksi adalah Rudi Alfonso, selaku Ketua Bidang Hukum dan HAM DPP Partai Golkar.

Hal itu dikatakan Zulhendri seusai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Gedung KPK Jakarta, Selasa (14/11/2017). Ia diperiksa dalam kasus menghalangi penyidikan KPK dengan tersangka Markus Nari.

"Adanya konstruksi pencabutan BAP itu saya justru tahu dari saudara Farhat Abbas," ujar Zulhendri.

Baca juga : Dipanggil KPK, Istri Setya Novanto Juga Beralasan Sakit

Ketua DPR Setya Novanto (tengah) meninggalkan ruang persidangan usai bersaksi di persidangan kasus dugaan korupsi e-KTP, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (3/11/2017). Hari ini, Novanto hadir menjadi saksi untuk terdakwa pengusaha Andi Agustinus alias Andi NarogongKOMPAS.com/Andreas Lukas Altobeli Ketua DPR Setya Novanto (tengah) meninggalkan ruang persidangan usai bersaksi di persidangan kasus dugaan korupsi e-KTP, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (3/11/2017). Hari ini, Novanto hadir menjadi saksi untuk terdakwa pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong
Awalnya, menurut Zul, saat itu ia sedang berkomunikasi melalui telepon dengan pengacara Farhat Abbas. Dalam percakapan itu, dibicarakan soal dugaan keterlibatan Novanto dalam proyek e-KTP.

Namun, menurut Zul, dugaan keterlibatan Ketua Umum Golkar dalam kasus korupsi itu sudah dibantah sendiri oleh Novanto. Hal itu ia jelaskan lagi kepada Farhat.

"Beberapa hari setelah Rapimnas Golkar yang kedua, di mana Pak Novanto menyatakan kepada seluruh kader Golkar bahwa Beliau clean & clear, dijamin 100 persen tidak terlibat kasus," kata Zul.

Namun, menurut Zul, Farhat selanjutnya menyampaikan informasi bahwa ada beberapa saksi yang diminta untuk mencabut keterangan yang pernah disampaikan kepada penyidik KPK.

Salah satunya adalah anggota DPR Miryam S Haryani. Instruksi pencabutan BAP itu disebut atas arahan Rudi Alfonso.

Baca juga : Menelusuri Dugaan Aliran Uang Proyek E-KTP untuk Setya Novanto

"Saya katakan lagi, andaikan saya jadi ketua tim nya, saya tidak akan rekomendasi pencabutan BAP itu," kata Zulhendri menirukan ucapannya kepada Farhat.

Menurut Zulhendri, dalam pembicaraan selanjutnya ia menyatakan kepada Farhat bahwa upaya pencabutan keterangan itu akan sia-sia. Sebab, penyidik KPK sudah pasti memiliki banyak bukti apabila Novanto memang terlibat kasus e-KTP.

"Saya berpandangan, kalau BAP dicabut, itu tidak akan pengaruhi posisi saudara Novanto. Karena penyidik enggak bodoh. Sekalipun BAP Miryam dicabut, tentu sudah ada bukti petunjuk lain atau keterangan saksi lain," kata Zulhendri.

Kompas TV Ketua DPR RI Setya Novanto menggugat penerbitan surat pencekalan paspor.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com