Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dokumen Surga" Terungkap, Pemerintah Siap Perangi Dana Gelap

Kompas.com - 06/11/2017, 17:48 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terungkapnya laporan Dokumen Surga atau Paradise Papers tidak luput dari perhatian pemerintah. 

Apalagi, ada warga negara Indonesia (WNI) yang tercantum dalam dokumen tersebut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan, pemerintah tidak akan tinggal diam terkait informasi adanya sejumlah WNI berinvestasi secara diam-diam di negara-negara surga pajak.

Pemerintah akan melakukan tindakan karena Indonesia sedang berproses menjadi anggota Financial Action Task Force (FATF), yaitu satuan tugas internasional untuk memerangi kejahatan pencucian uang dan pendanaan terorisme.

"Maka itu, akan memerangi segala illicit financing (dana gelap keuangan)," ujar Sri Mulyani di Kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (6/11/2017).

Baca: Tommy dan Mamiek Soeharto serta Prabowo Disebut dalam Laporan "Dokumen Surga"

Selain itu, pemerintah juga akan melihat apakah ada keterkaitan antara nama-nama yang tercantum pada Laporan Dokumen Surga Pajak dengan upaya penghindaran pajak.

Seperti diketahui, setidaknya ada tiga nama WNI yang disebut tercantum di laporan tersebut. Mereka adalah Tommy Soeharto, Mamiek Soeharto, dan Prabowo Subianto.

Sri Mulyani mengatakan, apabila ada keterkaitan dengan perpajakan, maka pemerintah akan memaksimalkan kerja sama perpajakan internasional.

Saat ini, Indonesia termasuk 100 negara yang sudah sepakat untuk menggalang kerja sama melalui pertukaran informasi keuangan untuk kepentingan perpajakan atau automatic exchange of information (AEoI).

Kerja sama itu tidak hanya meliputi negara-negara maju namun juga negara atau yurisdiksi yang dikenal sebagai surga pajak. 

Istilah surga pajak karena menawarkan tarif pajak rendah bahkan nol persen.

Sri Mulyani juga memastikan, pemerintah akan memanfaatkan data dari Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan FATF untuk mengecek wajib pajak demi memerangi dana-dana gelap.

Data-data dari dua lembaga itu diyakini akan menguatkan data yang sudah dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak pasca pelaksaan program tax amnesty.

Kompas TV Menkeu Sri Mulyani Kecewa Pegawai Pajak Terlibat Suap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com