Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abdul Kadir Karding
Politisi

Sekretaris Jenderal DPP PKB Periode 2014-sekarang. Anggota DPR RI periode 2009-2014 dan 2014-2019 dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa mewakili Jawa Tengah. Saat ini menjabat sebagai anggota Komisi III DPR RI. Alumnus Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang tahun 1997.

Aforisme Iwan Fals dan Menghindari Luka Pilkada

Kompas.com - 06/11/2017, 16:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

Kalau sudah begini, istilah "pesta demokrasi" yang mestinya identik dengan karnaval kegembiraan justru berubah menjadi ajang kengerian yang mengorbankan dan melukai rakyat.

Sedia payung sebelum hujan. Begitu kata pepatah yang berarti mencegah lebih baik ketimbang mengobati.

Menurut saya, luka pilkada bisa dihindari lewat empat aspek: pendidikan politik, profesionalisme partai, serta integritas dan netralitas penyelenggara pemilu.

Pertama, pendidikan politik kepada masyarakat menjadi tidak saja untuk meningkatkan partisipasi masyarakat datang ke bilik suara, tetapi juga untuk menyadarkan hak, kewajiban, dan tanggung jawab mereka dalam politik.

Kesadaran itulah yang nantinya melahirkan kedewasaan dalam menyaring informasi, menentang kekerasan, dan menolak politik uang. Pendidikan politik merupakan kerja panjang yang terus diupayakan.

Kedua, profesionalisme partai politik. Dalam konteks ini, partai politik berkewajiban menawarkan calon-calon pemimpin daerah terbaik kepada masyarakat.

Calon pemimpin haruslah lahir dari proses meritokrasi bukan arogansi, plutokrasi, dan oligarki segelitir elite partai. Sehingga, kontestasi perebutan kekuasaan berlangsung lewat perang gagasan dan pikiran, bukan uang dan kebencian.

Ketiga, integritas penyelenggara pemilu dan pengawas pemilu. Kita tahu konflik atau kekerasan dalam pilkada tak jarang disulut oleh sikap penyelenggara pemilu di lapangan.

Alih-alih bersikap netral, mereka justru turut memperkeruh persoalan dengan bersikap tak berimbang. Untuk itu, penyelenggara dan pengawas pemilu haruslah bersikap independen, imparsial, integritas, transparan, efisien, dan profesional. Sehingga, rakyat benar-benar bisa merasakan keterlibatan mereka dalam praktik demokrasi tidak pernah dimanipulasi.

Keempat, netralitas aparat. Dalam konteks ini, aparat bisa dibagi dalam dua kategori, yakni aparatur sipil yang bergerak dalam bidang birokrasi dan aparatur keamanan yang bergerak dalam bidang penegakan hukum.

Aparat birokrasi maupun hukum tidak boleh mengintervensi penyelenggaraan pemilu lewat pengerahan massa maupun penyalahgunaan wewenang hukum. Netralitas keduanya menjadi kata kunci bagi penyelenggaraan pemilu yang jujur, adil, dan tidak memihak.

Pada akhirnya, pilkada merupakan representasi dari pesta demokrasi rakyat. Seperti layaknya sebuah pesta, ia haruslah melahirkan karnaval kegembiraan, bukan justu pemantik keberingasan dan kebencian.

Dan, seperti kata Iwan, ia baru akan terwujud apabila kita menempuh cara atau proses yang bermartabat dalam mencapai tujuan.

 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dipilih 75 Persen Warga Aceh, Anies: Terima Kasih Para Pemberani

Dipilih 75 Persen Warga Aceh, Anies: Terima Kasih Para Pemberani

Nasional
Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Nasional
Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Nasional
Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki 'Presiden 2029'

Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki "Presiden 2029"

Nasional
Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Nasional
Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Nasional
AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Nasional
Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com