Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Kehidupan Bandung Cindy, Politik Identitas, dan Fenomena Ridwan Kamil

Kompas.com - 27/10/2017, 19:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

"Saya punya beberapa tindikan di telinga dan mendengarkan musik ‘nakal’ seperti Britney Spears. Pembimbing konseling di sekolah sangat khawatir tentang saya. Orangtua saya dulu bahkan sampai menangis karenanya,” kata Cindy. 

Sekarang, setelah memiliki anak sendiri, Cindy paham perasaan mereka saat itu. Cindy mengaku. “Bagi saya, amatlah penting mendidik anak-anak untuk takut kepada Tuhan.”

Suami Cindy bekerja sebagai seorang seniman tato di Bali dan memiliki beberapa gerai di sana. Bisnisnya saat ini cukup baik. Selama beberapa lama, ia sempat tinggal Bali bersama suaminya.

“Saya sangat suka Bali, namun susah tinggal di sana. Anak-anak saya (berumur delapan dan lima tahun) tumbuh dikelilingi dengan pengaruh yang tak sesuai dengan usia anak. Bali terlalu bebas! Pernah suatu kali, kami sedang di restoran siap saji dan seorang perempuan bule masuk hanya dengan bikini!” kata Cindy.

“Anak-anak mulai bertanya-tanya. ‘Kenapa perempuan itu hampir telanjang? Kenapa Ayah punya tato, bukannya itu haram?’ Sejujurnya, saya tidak tahu bagaimana harus menjawab,” papar Cindy.

Cindy akhirnya pindah kembali ke Bandung bersama anak-anaknya, dan sekarang ia merasa  lebih bahagia. Di Bandung, anak-anaknya belajar agama Islam dan juga belajar Bahasa Sunda, dua hal yang ia impikan ketika masih di Bali. 

Cindy adalah orang Sunda, bagian dari sebuah komunitas sebesar 36,7 juta yang mendominasi Jawa Barat. Sebagai kelompok etnis kedua terbesar di Indonesia setelah Jawa, mereka merupakan pengikut Islam yang taat.

Dan memang, masyarakat Sunda telah lama menjadi tulang punggung Islam politik di Republik ini, melalui partai politik seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang memiliki akar kuat di Jawa Barat.

Ditambah, pada 2014, Joko Widodo, yang menang dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun itu, malah kalah di Jawa Barat dari rivalnya, Prabowo Subianto dari Partai Gerinda.

Cindy sendiri tidak terlalu tertarik kepada politik. Namun, dia pendukung berat Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, sang arsitek yang beralih ke politik. Waktu itu, Ridwan Kamil naik menjadi Wali Kota diusung oleh PKS dan Gerindra. 

Bersemangat muda dan santun, pemimpin lulusan Berkeley ini berharap bisa memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat 2018.

Baca juga:
Nasdem Usung Ridwan Kamil pada Pilkada Jawa Barat 2018
PKB Bakal Deklarasikan Dukungan pada Ridwan Kamil di Purwakarta
PPP Resmi Dukung Ridwan Kamil pada Pilgub Jabar 2018
Golkar Resmi Usung Ridwan Kamil sebagai Calon Gubernur Jawa Barat

Hal itu merupakan sebuah langkah ambisius, mengingat ia telah mengabaikan pendukung lamanya (termasuk Prabowo) dan akan maju sebagai Calon Gubernur Jawa Barat bukan dengan partai pendukung PKS maupun Gerindra. 

Ketua Umum PPP Romahurmuziy (tengah), Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (kedua kiri), Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum (kedua kanan), Waketum PPP Arwani Thomafi (kanan), dan Sekjen PPP Arsul Sani (kiri) bergandeng tangan bersama sebelum memberikan keterangan pers mengenai pengumuman calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, di kantor DPP PPP, Tebet, Jakarta, Selasa (24/10). PPP resmi mengusung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur dan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum sebagai calon Wakil Gubernur untuk bertarung dalam Pilkada Jawa Barat pada 2018 mendatang. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/kye/17.Aprillio Akbar Ketua Umum PPP Romahurmuziy (tengah), Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (kedua kiri), Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum (kedua kanan), Waketum PPP Arwani Thomafi (kanan), dan Sekjen PPP Arsul Sani (kiri) bergandeng tangan bersama sebelum memberikan keterangan pers mengenai pengumuman calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, di kantor DPP PPP, Tebet, Jakarta, Selasa (24/10). PPP resmi mengusung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur dan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum sebagai calon Wakil Gubernur untuk bertarung dalam Pilkada Jawa Barat pada 2018 mendatang. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/kye/17.
Jika ia jadi mencalonkan diri sebagai gubernur, banyak yang merasa bahwa naiknya Ridwan Kamil menuju Jabar 1 akan mengembalikan permainan politik identitas, yang sempat mewarnai pemilihan di Jakarta awal tahun ini.

Memang ada kekhawatiran bahwa Pilkada serentak Juni tahun depan dan juga Pilpres 2019 akan diiringi sentimen agama dan ras yang lebih kental, yang disebabkan oleh perbedaan pemahaman akan peran kepercayaan dan etnisitas di dalam kehidupan publik.

Kesulitan Cindy sebagai seorang Muslim tinggal di Bali, yang mayoritas Hindu, dan saat menjelaskan realitas keberagaman budaya di Indonesia kepada anak-anaknya yang masih kecil tersebut, merupakan bukti bahwa pergulatan dengan politik identitas di sini masih sekuat seperti di mana pun.

Sekjen Golkar Idrus Marham mengumumkan secara resmi partainya mengusung Ridwan Kamil di Pilkada Jawa BaratKompas.com/Rakhmat Nur Hakim Sekjen Golkar Idrus Marham mengumumkan secara resmi partainya mengusung Ridwan Kamil di Pilkada Jawa Barat
Ada penekanan yang lebih terhadap ketaatan beragama. Hal ini juga memberi tekanan lebih besar kepada konsep pluralisme Bhinneka Tunggal Ika, yang telah sejauh ini menopang kesatuan republik.

Oleh karenanya, pemimpin Indonesia saat ini dan di masa depan harus bisa mengatur ketegangan ini secara bijak. Jangan sampai benang-benang bangsa yang penuh harapan ini menjadi rusak.

Warga biasa, seperti Cindy, membutuhkan kepemimpinan yang bisa mengangkat dan membuat mereka aman, alih-alih menggunakan hasutan yang memanfaatkan ketakutan dan prasangka. Kita berharap, pilkada serentak di Indonesia pada 2018 tetap terkendali, menjunjung keberagaman, dan tak menggunakan diskriminasi SARA sebagai dagangan politik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com