Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Katanya Teroris Masuk kalau Bebas Visa, Teroris Kan dari Kita

Kompas.com - 03/10/2017, 21:36 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo heran sempat muncul pro kontra saat ia akan mengambil kebijakan bebas visa untuk 140 negara.

Menurut Jokowi, saat itu sempat timbul kekhawatiran teroris akan lebih mudah masuk ke Indonesia.

"'Pak ini ada teroris.' Loh teroris di Malaysia juga enggak masuk. Sana buka (bebas visa) juga. Alasannya ada saja kadang, kita ini mau buka. Nakut-nakutin Presiden, saya ini enggak punya takut," kata Jokowi saat rapat koordinasi nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) 2017 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (3/10/2017).

Jokowi mengatakan, setiap kejadian teror di Indonesia selama ini pelakunya adalah orang Indonesia.

Oleh karena itu, tak perlu ada kekhawatiran teroris masuk dari luar Indonesia. 

"Orang negara lain dibuka kok kita enggak berani buka. Katanya teroris masuk (kalau bebas visa), teroris kan dari kita," kata Jokowi.

Akhirnya, setelah diwarnai pro kontra, Jokowi tetap memutuskan agar 140 negara mendapatkan bebas visa.

Kebijakan ini diyakini akan semakin menggenjot wisatawan yang datang ke Indonesia.

"Ini akan kelihatan nanti. Saudara-saudara akan lihat 2019 ada di angka berapa kita. Dari 7 juta (wisatawan mancanegara per tahun) akan meloncat ke berapa," kata Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini menegaskan, potensi pariwisata Indonesia lebih baik dari negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.

Namun, Malaysia bisa menarik 24 Juta wisatawan mancanegara setiap tahunnya.

Thailand lebih tinggi lagi, mencapai 35 juta.

Jokowi meyakini hal ini karena kedua negara tersebut sudah menerapkan bebas visa untuk banyak negara sejak lama.

"Saya sampaikan ke Menpar, target 2019, 20 juta harus ketemu. Taruhannnya jabatan. Iya, enak aja enggak diberi target. Jadi menteri enggak diberi target terlalu enak buat saya," kata dia.

Kompas TV Korban tewas merupakan warga sipil termasuk 12 anak anak.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com