JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta jajaran kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk bertindak tegas terhadap pengedar dan bandar narkoba.
Jika diperlukan, Jokowi meminta aparat untuk tidak ragu melakukan penembakan di tempat.
"Ya kalau melawan saya kira SOP (prosedur operasional standar) di Polri dan BNN sudah jelas," kata Jokowi usai menghadiri Aksi Nasional Pemberantasan Obat Ilegal dan Penyalahgunaan Obat, di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (3/9/2017).
"Kalau melawan dan membahayakan, jangan diberi toleransi. Tegas itu harus kita sampaikan," ujar dia.
Jokowi menegaskan bahwa penyalahgunaan obat-obatan terlarang saat ini sudah menjadi ancaman besar bagi bangsa Indonesia.
(Baca juga: Jokowi Tanya Kabareskrim, "Gimana Kalau Bandar Narkoba Kita Gebuki?")
Oleh karena itu, Kepala Negara meminta seluruh kementerian dan lembaga terkait, mulai dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, Kementerian Kesehatan, Polri hingga BNN untuk bersinergi.
"Jangan menganganggap enteng urusan yang berkaitan dengan obat ilegal dan penyalahgunaan obat," kata Jokowi.
Saat berpidato dalam acara tersebut, Jokowi juga menekankan bahwa sekat-sekat birokrasi antar-kementerian dan lembaga harus dihilangkan.
"Jangan sampai perlindungan nyawa anak, nyawa generasi muda Indonesia dikalahkan hanya untuk urusan-urusan birokrasi dan prosedur, dikalahkan urusan surat menyurat, urusan kertas, urusan pengelolaan pos anggaran," kata Jokowi.
(Baca juga: Jokowi: Jangan Sampai Nyawa Anak Dikalahkan Urusan Birokrasi)
Sebelumnya, Amnesty International mengungkap bahwa peristiwa tembak yang menewaskan orang yang diduga sebagai pelaku kejahatan naik empat kali lipat tahun ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.