Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ngapain Ribut soal PKI, Fokus Saja Ancaman Korupsi dan Intoleransi"

Kompas.com - 27/09/2017, 17:43 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany berpendapat bahwa ada dua permasalahan besar yang terjadi di Indonesia saat ini, yakni korupsi dan intoleransi.

Menurut perempuan yang dikenal sebagai politisi milenial itu, kedua persoalan tersebut menjadi penghambat proses pembangunan Indonesia yang berkeadilan sosial dan inklusif.

"Permasalahan di Indonesia yang paling parah itu korupsi dan intoleransi. Jangan berharap ada keadilan sosial kalau masih ada korupsi dari Sabang sampai Merauke. Masalah korupsi yang mendasar masih dirasakan oleh masyarakat," ujar Tsamara dalam sebuah diskusi bertajuk 'Membangun Indonesia yang Berkeadilan Sosial dan Inklusif' di gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Rabu (27/9/2017).

(baca: Politisi PDI-P Arteria Dahlan Mengaku Takut Disadap KPK)

Dalam diskusi tersebut, Tsamara mencontohkan maraknya kasus penyelewengan dana desa di banyak daerah.

Bahkan, dia sempat mengungkap sejumlah warga Papua yang datang ke Jakarta untuk melaporkan dugaan penyalahgunaan dana desa.

Di sisi lain, dia juga mengkhawatirkan adanya upaya-upaya melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), salah satunya melalui pembentukan Pansus Hak Angket terhadap KPK.

"Jadi ngapain kita ribut soal PKI, jangan berhalusinasi, kita fokus saja pada ancaman nyata, korupsi dan intoleransi," ucapnya.

(baca: Politisi PDI-P Samakan KPK dengan Oknum Polantas yang Tunggu Kesalahan)

Terkait intoleransi, Tsamara juga menyinggung soal berkembangnya kelompok intoleran yang dinilai mengkhawatirkan.

Menurut dia, keberadaan kelompok-kelompok tersebut berpotensi menyebarkan paham-paham radikal ke generasi muda.

"Soal intoleransi, ada kelompok yang mempersoalkan perbedaan SARA. Dulu saya anggap ini cuma masalah eksklusivitas. Ternyata Ini kan bahaya jika banyak yang orang-orang yang tercuci otaknya dan menyasar generasi muda," ucapnya.

(baca: Survei I2: Intensitas Percakapan Isu PKI di Medsos Meningkat Tajam)

Dia  berharap generasi muda tidak tinggal diam dan berperan aktif dalam menyelesaikan kedua persoalan tersebut.

Salah satu cara yang bisa dilakukan, kata Tsamara, dengan menghidupkan tradisi berpikiri kritis di kalangan generasi muda.

"Kita jangan diam terhadap orang-orang radikal dan orang-orang yang melemahkan KPK karena kalau korupsi masih ada, intoleransi masih ada, kita tidak akan bisa membangun Indonesia yang berkeadilan," kata Tsamara.

"Tradisi berpikir kritis harus kembali dihidupkan di kalangan generasi milenial terutama di media sosial," tambahnya.

Kompas TV Babak Akhir Pansus Hak Angket KPK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com