Multimedia
Seiring dengan perkembangan teknologi, kompas.com juga mengembangkan konten-konten baru multimedia yaitu gabungan antara teks, foto, video, dan grafis.
Inilah era konvergensi. Jauh sebelum konvergensi menemukan bentuknya seperti saat ini, Ithiel de Sola Pool menjabarkan bentuk konvergensi itu lebih gamblang dalam bukunya Technologies of Freedom (1983).
Begitu terangnya pemaparan Pool sampai-sampai ia disebut sebagai “the prophet of convergence”. Pool menulis, “A process called the convergence of modes is blurring the line between media, even between point to point communications, such as the post, telephone and telegraph, and mass communication, such as the press, radio, and television.”
Semua media di dunia menghadapi sebuah tantangan sekaligus kesempatan baru ketika batas-batas media tradisional yang dulu tergariskan secara jelas kini menjadi kabur.
Dulu, aktivitas mengonsumsi media terbedakan dengan jelas: menonton televisi, mendengar radio, atau membaca koran. Di internet batas-batas menonton televisi atau membaca koran lebur jadi satu.
Inilah tahap ketiga yang disebut Pavlik, yaitu ketika para wartawan mulai memproduksi konten dengan memanfaatkan secara penuh kapasitas karater medium Internet. Gagasan Pavlik mengenai evolusi media di era digital baca: Harian Kompas, Kompas.com, dan Perubahan Media di Era Digital.
Wartawan-wartawan kompas.com dituntut untuk memiliki multi keterampilan. Yang menarik, ketimbang dipahami sebagai sebuah tuntutan, multiketerampilan ini seolah melekat begitu saja "secara genetis" pada diri wartawan-wartawan muda yang notabene adalah generasi digital.
Mereka tumbuh dengan segala bentuk gawai multimedia. Membuat video dan mengeditnya adalah bagian dari keseharian mereka di luar profesi mereka sebagai wartawan.
Semua terjadi secara natural. Wartawan masa kini tidak lagi hanya menulis teks atau memotret, tapi juga membuat naskah video, mengambil video, hingga menjadi host sebuah program.
Bahkan, wartawan-wartawan kompas.com juga mengemas sebuah informasi dalam bentuk film-film pendek. Kerja-kerja ruang redaksi sungguh berubah dibandingkan era lalu.
Begitulah, setiap orang adalah anak zaman. Setiap zaman memiliki orangnya.
Sejumlah gaya baru reportase era digital bisa diliat dalam sejumlah bentuk berikut ini.
VIK
Kompas.com merupakan media online pertama di Indonesia yang menyajikan reportase multimedia yaitu gabungan teks, foto, video, grafis, dalam format interaktif.
“Berebut Roh Soekarno” adalah sajian multimedia pertama di Indonesia yang tayang pada 26 Juni 2014. Pada awal 2016, rubrik khusus multimedia dibentuk dengan nama VIK (Visual Interaktif Kompas).
Kompas.com Reporter on Location (KRoL) adalah channel Kompas.com di Yotube. Channel itu berisi video-video yang dibuat reporter Kompas.com di lapangan dengan menggunakan telepon seluler.
Tidak hanya merekam video, reporter Kompas.com juga mengeditnya sendiri dengan telepon seluler mereka langsung dari lapangan. Video hasil liputan itu kemudian disematkan sebagai pelengkap naskah di Kompas.com.
Film pendek
Serial “Mudik Smart”. Ini adalah sajian informasi yang dikemas dalam 4 serial film pendek. Menulis naskah, mengambil video, editing, dan pemain, semuanya dilakukan para wartawan kompas.com.
Video ini megintegrasikan media sosial Yotube dengan situs Kompas.com. Pada layar Youtube, audiens disajikan tautan-tautan berita Kompas.com yang terkait dengan cerita dalam video ini.
Sajian liputan kini tidak melulu disampaikan hanya dalam bentuk teks. Wartawan Kompas.com Kahfi Dirga Cahya melengkapi liputannya dengan vlog atau video blog yaitu video ringan dengan gaya bertutur informal.
Vlog ini menjadi pelengkap tulisan Kahfi yang berjudul “French Crop, Gaya Rambut Pria yang Klasik dan Tak Ribet”.