Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kapolri Pantau Ali Mochtar Ngabalin Saat Demo Ahok

Kompas.com - 09/09/2017, 12:52 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS - Kapolri Jenderal (pol) Tito Karnavian "menggoda" politisi Partai Golkar Ali Mochtar Ngabalin, saat menjadi pembicara dalam Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Komunikator Politik Nasional Partai Golkar, di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (9/9/2017).

Tito menyinggung soal Ngabalin yang ikut aksi unjuk rasa besar-besaran terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, akhir tahun 2016.

Awalnya, Tito membandingkan era demokrasi yang ada saat ini dengan era pemerintahan Soeharto pada orde baru.

Ketua Umum Badan Koordinasi Mubaligh Seluruh Indonesia (Bakomubin) Ali Mochtar Ngabalin saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2017).Kristian Erdianto Ketua Umum Badan Koordinasi Mubaligh Seluruh Indonesia (Bakomubin) Ali Mochtar Ngabalin saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2017).
Lalu, ia menyinggung soal aksi Ngabalin saat berdemo.

"Zaman dulu kalau bang Ali Ngabalin demo-demo depan Istana, besoknya sudah ke Kramat 7 (ditangkap). Tapi kemarin kita bisa lihat dengan bebasnya Bang Ali Ngabalin ngomong gini gini gini, saya ngintipin aja, ada salahnya enggak ini," kata Tito.

(baca: Untuk Pertama Kalinya, Tito Karnavian Hadiri Acara Parpol)

Ali Mochtar dan para kader Golkar yang hadir langsung tertawa mendengar pernyataan Tito itu.

Tito mengaku memantau segala aktivitas demo melalui layar yang ada di sebuah posko di Monas.

"Kita liatin salah enggak nih kawan. Kalau salah kita angkat dia ini," kata Tito.

(baca: Ngabalin: Prabowo Tak Perlu Turun Tangan, Terlalu Kecil Urusan Ahok)

Tito mengatakan, apabila unjuk rasa dilakukan masih dalam koridor hukum yang berlaku, maka polisi tidak akan melakukan penindakan.

"Canggihnya kawan kita ini enggak ada salahnya. Abis marah-marah, nyebut nama pemerintah dan Presiden, selesai itu WA (WhatsApp) lagi, 'Gimana kakak? Bagus tidak?'" kata Tito.

"Saya bilang, sudah mantap dalam koridor hukum," tambah Tito.

Tito menilai Ali Mochtar Ngabalin sebagai salah satu komunikator yang handal. Sebab, ia bisa menyampaikan pesan yang cukup ekstrem saat unjuk rasa, namun tetap tidak melanggar aturan yang berlaku.

"Tapi kalau susah ngomong, keras, kepeleset dia, masuk dalam UU ITE dan pencemaran nama baik, bisa diambil (ditangkap)," ucap Tito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Nasional
Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Nasional
Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

Nasional
Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com