Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heru Lelono

Pensiunan dan Mantan

Jika SBY Bertemu Megawati, Apa Manfaatnya untuk Jokowi?

Kompas.com - 15/08/2017, 13:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho

Banyak kata bijak tentang sebuah bangsa, salah satunya, "Bangsa besar adalah bangsa yang menghormati pemimpinnya."

Banyak pula kata bijak tentang pemimpin, di antaranya, "Engkau tidak harus memangku jabatan agar bisa menjadi pemimpin."

Kata bijak berikutnya adalah, "Pemimpin tidak menciptakan pengikut, pemimpin itu menciptakan lebih banyak pemimpin."

(Baca jugaSetelah SBY-Prabowo, PAN Berharap Ada Pertemuan SBY-Megawati)

Kolaborasi kata bijak tentang bangsa dan kepemimpinan di atas, diucapkan Bung Karno demikian, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri. Untuk itu, pemimpin bangsa ini haruslah belajar dari sejarah kepemimpinan pada masa sebelumnya."

Almarhum Taufik Kiemas pernah mengatakan kepada saya dalam nikmatnya makan siang bersama di meja makan rumah pribadi Jalan Teuku Umar, Jakarta.

“Mas Heru, teruslah berusaha mempertemukan Mbak Mega dan Mas SBY. Saya juga akan terus berusaha, walau belum ada hasil. Namun kita mulai dulu dengan Mbak Puan (demikian almarhum sering menyebut anandanya) yang mewakili untuk bertemu Mas SBY,” ujar Taufik Kiemas.

Ucapan Taufik Kiemas inilah yang membuat saya menangis di Taman Makam Pahlawan Kalibata saat mengantar jenazah almarhum.

Presiden SBY bersama Ketua Umum PDI P Megawati Soekarnoputeri dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyambut kedatangan jenazah Taufiq Kiemas di TMP Kalibata. Minggu (9/6/2013).Kompas.com/Robertus Belarminus Presiden SBY bersama Ketua Umum PDI P Megawati Soekarnoputeri dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyambut kedatangan jenazah Taufiq Kiemas di TMP Kalibata. Minggu (9/6/2013).
Saat ditanya seorang reporter TV mengapa saya menangis. Saya katakan, “Saya merasa berdosa dan sangat kecewa tidak berhasil memenuhi keinginan Mas Taufik sebelum wafat, untuk mempertemukan Mbak Mega dengan Pak SBY”.

Memaknai kemerdekaan

Sejarah kemerdekaan Republik Indonesia tidak boleh hanya dikenang karena keberanian rakyat, atau hanya karena lantangnya teriakan merdeka atau mati.

Ada hal yang jauh lebih penting untuk dimaknai. Keberanian rakyat dan para pemimpinnya dalam berjuang mengorbankan nyawa demi kemerdekaan, tidak akan lahir bila tidak ada rasa persatuan yang kuat dalam jiwa raga bangsa ini.

Persatuan dan saling mengisi, saling memperkuat satu dengan yang lain. Itulah makna sangat penting yang harus terus dijiwai bangsa Indonesia.

Keberanian melawan penjajah demi harga diri dan kemerdekaan hidup bangsa lahir karena kuatnya persatuan.

Lalu bagaimana mungkin mengisi harapan bangsa setelah merdeka, bila kemudian jiwa persatuan itu luntur, apalagi lalu menjadi ajang pertikaian demi kekuasaan yang sejatinya hanya sementara?

Suasana di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (9/8/2016).Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta resmi beroperasi sepenuhnya hari ini. KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Suasana di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (9/8/2016).Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta resmi beroperasi sepenuhnya hari ini.
Soekarno, Suharto, BJ Habibie, Abdurahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan sekarang Joko Widodo, adalah putra-putri bangsa yang saling menyerahkan tongkat dalam sebuah lomba atletik abadi pembangunan bangsa dan negara Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

Nasional
Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

Nasional
Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Nasional
Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Nasional
Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Nasional
Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Nasional
Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Nasional
PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

Nasional
Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nasional
PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com