Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besok, Pimpinan KPK Akan Dampingi Novel Saat Diperiksa Polisi

Kompas.com - 13/08/2017, 22:02 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Penyidik Polri akan memeriksa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan di Kedutaan Besar RI untuk Singapura pada Senin (14/8/2017).

Pemeriksaan tersebut dilakukan penyidik Polri untuk meminta keterangan dari Novel terkait penyiraman air keras yang dialaminya.

Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, pimpinan bersama tim KPK akan mendampingi Novel saat pemeriksaan. Febri mengungkapkan, KPK telah menerima surat dari Polri pada Jumat (11/8/2017).

"Besok tim KPK akan mendampingi Novel Baswedan terkait rencana pemeriksaan oleh tim penyidik Polri. Selain didampingi tim, besok ada pimpinan KPK yang juga akan ke Singapura," ujar Febri melalui keterangan tertulisnya, Minggu (13/8/2017).

Baca: Periksa Novel, Polisi Akan Konfirmasi Keterlibatan Jenderal

Meskipun pemeriksaan korban bukanlah syarat ditemukannya pelaku penyerangan, lanjut Febri, namun KPK berharap akan ada titik terang setelah pemeriksaan. Dengam demikian, pelaku penyerang bisa diproses segera dan aktor intelektual pun bisa ditemukan.

"Apalagi beberapa waktu sebelumnya Presiden telah menunjukkan perhatian yang kuat untuk pengungkapan kasus ini," kata dia.

Menurut Febri, sejak awal Novel mengatakan bersedia untuk memberikan informasi dan diperiksa. Sejumlah informasi yang dimiliki Novel pun pernah disampaikan pada penyidik yang ke Singapura sebelumnya.

Menurut rencana, usai pemeriksaan, Novel akan menjalani operasi besar di mata sebelah kiri pada Kamis (17/8/2017) mendatang.

Baca: Novel Baswedan akan Jalani Operasi Besar Tanggal 17 Agustus

"KPK dan keluarga berharap doa dari seluruh pihak agar operasi dan segala perawatan berhasil. Dan para penegak hukum diberikan kekuatan untuk mengungkap kasus ini. Termasuk penanganan kasus e-KTP yang pernah ditangani Novel semakin maju mengungkap aktor-aktor utama yang merugikan keuangan negera hingga triliunan Rupiah," kata Febri.

Sebelumnya Novel menyatakan pesimistis kasusnya bakal diusut tuntas oleh kepolisian. Hingga lebih dari 100 hari, polisi belum berhasil menangkap satu pun pelaku penyiraman air keras ke wajah Novel.

Novel yakin para penyidik punya kemampuan untuk mengungkap kasus dalam waktu dekat. Hanya saja, ia meragukan keberanian para penyidik untuk menuntaskan kasus itu.

"Saya cukup bisa sebut Polri tidak akan berani mengungkap. Mungkin begini, ayo kita lihat apakah ke depan akan diungkap. Saya yakin sekali tidak akan diungkap," ujar Novel dalam wawancara bersama Mata Najwa di Metro TV, Rabu (26/7/2017) malam.

Novel menduga ada keterlibatan oknum polisi dalam penyiraman air keras. Ia pun menyampaikannya kepada perwira Polri yang sempat bertemu dengannya.

Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com