Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keakraban Gibran-Agus Yudhoyono dan Pasang Surut Hubungan SBY-Jokowi...

Kompas.com - 11/08/2017, 06:24 WIB
Ihsanuddin

Penulis

Selain itu, masalah juga muncul karena hilangnya dokumen tim pencari fakta kasus kematian aktivis HAM Munir Bin Said Thalib dari Sekretariat Negara.

Jokowi meminta Jaksa Agung menelusuri keberadaan dokumen tersebut.

SBY kemudian merasa dituduh bertanggung jawab atas hilangnya dokumen tersebut.

Ia lalu mengirimkan salinan dokumen TPF yang dimilikinya ke Sekretariat Negara.

Dengan dikirimnya salinan dokumen tersebut, SBY menegaskan bahwa pengusutan kasus Munir sepenuhnya ada di tangan Jokowi.

Hubungan SBY-Jokowi sempat dingin saat keduanya bertemu pada awal Maret 2017 lalu.

Pertemuan tersebut digelar di Istana atas permintaan SBY yang hendak blak-blakan dan mengklarifikasi sejumlah isu ke Jokowi.

Baca: Bertemu di Istana, Ini yang Dibicarakan Jokowi dan SBY

 

Namun, tak lama berselang, di penghujung Maret 2017, hubungan Jokowi-SBY kembali memanas karena persoalan mobil dinas.

Semua berawal dari cerita mobil dinas Mercedes Benz S-600 Pullman Guard hitam Jokowi mogok saat kunjungan ke Kalimantan Barat.

Kepala Sekretariat Presiden Darmansjah Djumala mengungkapkan bahwa satu mobil dinas dengan merk yang sama belum dikembalikan oleh SBY.

Tak lama setelah itu, SBY langsung mengembalikan mobil dinas tersebut ke Istana.

Yang terbaru, pada akhir Juli lalu, SBY bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Keduanya menyatakan penolakan terhadap keputusan pemerintah dan mayoritas Fraksi DPR mengesahkan Undang-Undang Pemilu dengan ketentuan presidential threshold 20 persen kursi dan 25 persen suara sah nasional.

Ketentuan soal presidential threshold dinilai sudah tak relevan karena pemilu legislatif dan pemilihan presiden pada 2019 digelar serentak.

SBY mengatakan, bahwa ia bersama Prabowo sepakat mengawasi penguasa agar tak melampaui batas.

Baca: SBY dan Prabowo Sepakat Mengawasi Penguasa agar Tak Melampaui Batas

Sehari kemudian, Jokowi menanggapi pernyataan SBY dengan menegaskan bahwa saat ini pemerintahannya tidak berpuasa secara mutlak.

Patut dicontoh

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Indria Samego menilai, sebagai anak muda, Gibran dan Agus memiliki gaya sendiri.

Mereka tidak terpaku dengan pasang surut hubungan kedua ayahnya.

"Semoga apa yang dilakukan Agus dan Gibran menjadi contoh bagi generasinya di dalam memahami makna politik dan perbedaan. Jangan karena beda warna partai, silaturahim pun bubar," kata Indria.

Sementara, Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, keakraban Gibran dan Agus bisa menurunkan tensi Jokowi dan SBY yang selama ini kerap bersitegang.

"Kekerabatan yang penuh kehangatan antara Agus dan Gibran patut dijadikan contoh yang baik oleh orangtua mereka," kata dia.

Di sisi lain, pengamat politik dari Universitas Gajah Mada, Mada Sukmajati menilai, kunjungan Agus ke Istana tidak hanya sekadar untuk meminta doa restu dan mengantar undangan peresmian The Yudhoyono Institute.

Lebih dari itu, ia melihat, kunjungan Agus sebagai penjajakan dari pihak SBY untuk lebih intens lagi dalam berinteraksi dengan pihak Jokowi.

Menurut dia, keterlibatan anak dalam politk sudah biasa dilakukan baik di luar negeri maupun di dalam negeri oleh para pemimpin terdahulu seperti Soekarno.

"Kehadiran anak di Istana atau politik adalah penting untuk memperlihatkan bahwa politik kita masih dalam batas etis, di dalam norma sosial ketimuran. Tidak merupakan politik yang kejam," kata Mada.

"Perlu dikembangkan ke depan karena siapa tau bisa menjadi alternatif bagi negosiasi-negosiasi politik yang mandek," ujar dia. 

Kompas TV Temui Agus Yudhoyono, Gibran Buatkan Bubur Gudeg

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

Nasional
Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com