Inti dari metode ini yakni setiap siswa diberi sebuah buku cerita untuk dibaca. Setelah itu, siswa menulis serta menggambar ilustrasi dari kisah buku yang dibaca. Bentuk medianya pun dibuat seperti segitiga dan terbuat dari karton.
"Cara ini membuat siswa dapat mengembangkan imajinasi dari sebuah cerita. Mereka dituntut untuk membaca cerita dari awal sampai akhir dan mengimajinasikan kembali dalam gambar dan tulisan," kata Painem.
Untuk memunculkan kreativitas, Painem membagi siswa ke dalam kelompok. Di setiap kelompok, siswa akan saling membantu untuk mewarnai dan bercerita. "Ini turut melatih sikap kerja sama anak," ujarnya.
Era teknologi
Manajer Program Pelita Pendidikan Tanoto Foundation, Rahmat Setiawan, menilai metode-metode tersebut sebagai langkah maju untuk mendongkrak minat baca anak-anak.
"Di era digital ini, tantangan untuk meningkatkan minat baca anak semakin berat. Maka dari itu, perlu adanya upaya mengubah pembelajaran menjadi lebih kreatif dan tak membosankan," ujarnya.
Metode kreatif tersebut mampu mendorong semangat siswa untuk belajar di sekolah. "Caranya bisa bermacam-macam, entah melalui permainan angka, huruf, puisi, dan sebagainya," kata Rahmat.
Ternyata, membaca dapat menjadi hal yang menyenangkan. Asal tahu rahasianya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.