Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Ancaman Baru, Alumni Suriah

Kompas.com - 10/07/2017, 08:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Pasca Shalat Dzuhur berjamaah di Masjid Polda Sumatera Utara, saya berkesempatan untuk mewawancarainya. Saya bertanya tentang buku tulis misterius yang dicetak oleh tersangka utama teroris Syawaluddin Pakpahan.

Terkejut saya mendengar jawaban Kapolda. Rycko menyebut bahwa buku tulis itu sengaja dicetak oleh tersangka, khusus diberikan kepada anak anaknya.

Ada pesan “perang” yang ditulis pada setiap sampul buku. Dari pemeriksaan terhadap Syawaluddin, diketahui, ia hendak menjadikan seluruh anak perempuannya sebagai martir bom bunuh diri!

Saya tanyakan kepada Kapolda, apakah yang balita (berusia 3 tahun) juga termasuk yang terpapar ideologi radikal?

Kapolda menjawab, seluruh anaknya, dicekoki dengan ideologi teror yang dibawa oleh Syawaluddin sepulangnya dari Suriah tahun 2013.

Kapolda mengaku terkejut saat bertemu dengan anak-anak Syawaluddin. Ia menemukan fakta bahwa mereka saling melindungi satu sama lain.

Tak sempat tayang di layar

Dalam tulisan kali ini ada sejumlah hal yang tidak saya masukkan ke dalam tayangan AIMAN di KompasTV setiap senin pukul 8 malam.

Alasannya, durasi yang ada tidak cukup untuk menjelaskan semuanya. Saya akan jelaskan dalam tulisan ini.

Saya masuk secara sksklusif ke dalam rumah tersangka utama teroris, Syawaluddin Pakpahan, di Medan, Sumatera Utara.

Saya coba mengetuk pagar dan menyapa salam, tetapi tidak ada yang menjawab. Saya melihat ada gembok tergantung di pintu. Tidak terkunci.

Saya coba masuk ke halaman rumah itu. Saya membuka gembok yang tidak terkunci. Akhirnya, dalam rumah yang sebelumnya ditemukan bendera ISIS di dinding, saya bisa berkomunikasi dengan sang Istri. Baca: Ada Bendera ISIS di Rumah Penyerang Markas Polda Sumut

Informasi lain yang saya dapatkan dari sumber saya di ranah Intelijen, Syawaluddin sesungguhnya kerap memaksakan kehendak kepada istri dan anak-anaknya.

Seringkali jika istri dan anaknya tidak menuruti kehendak Syawaluddin, kekerasan yang jadi pilihan.

Syawaluddin ingin betul, anaknya menjadi penerus dirinya, dalam kaitan paham radikal yang dibawanya pasca-kepulangan dari Suriah di rentang tahun 2013.

Saya ajak pembaca untuk menyimak lengkap tayangan AIMAN pada Senin (10/7/2017) pukul 20.00 wib KompasTV. Eksklusif!

Saya Aiman Witjaksono…

Salam!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com