JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan buka suara mengenai kasus penyiraman air keras terhadap dirinya.
Novel menduga ada "orang kuat" yang menjadi dalang serangan itu. Bahkan, dia mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi ikut terlibat.
Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengaku belum mendapatkan informasi detail mengenai hal tersebut.
"Kami belum mendapatkan info yang detail soal itu," kata Laode, di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (15/6/2017).
(baca: Novel Baswedan Ungkap Ada Jenderal Polisi Terlibat Teror Terhadapnya)
Meski belum dapat informasi soal pengakuan Novel ini, Syarif menyatakan, komunikasi antara KPK dengan Polri berjalan baik.
Pada Senin (19/6/2017) atau Selasa (20/6/2017), lanjut Syarif, pimpinan KPK akan bertemu dengan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
"Pertemuan dengan Kapolri kalau enggak di Mabes, ya di KPK," ujar Syarif.
Rencana pertemuan itu, menurut dia, sudah dibicarakan Ketua KPK Agus Rahardjo dan Kapolri dalam sebuah pertemuan di acara buka puasa bersama.
"Itu yang dibicarakan Pak Kapolri sudah bertemu Pak Agus kemarin pas buka puasa," ujar dia.
(baca: Polri Minta Novel Baswedan Beri Keterangan kepada Polisi, Bukan Media)
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara kepada Time, Novel mengatakan bahwa serangan itu terkait sejumlah kasus korupsi yang ditanganinya.
"Begitu banyak korupsi untuk dilawan," kata Novel kepada Time, yang dilansir Kompas.com, Kamis.
Saat diwawancara Time, Novel masih dalam proses penyembuhan terhadap matanya yang terkena siraman air keras.
(baca: Istana Enggan Komentar soal Jenderal Polisi Terlibat Penyerangan Novel Baswedan)
Sebuah pelindung mata terlihat terpasang di wajahnya untuk melindungi penglihatannya yang mulai membaik.
Dalam perhitungan Novel, serangan air keras itu merupakan kali keenam dia mendapat serangan terkait pekerjaannya sebagai penyidik KPK.
Pada 2011, sebuah mobil nyaris menabraknya saat dia mengendarai sepeda motor. Novel sempat berpikir bahwa itu adalah kejadian biasa.
Namun, pikiran itu berubah saat kejadian yang sama terulang pada pekan berikutnya. Terhadap serangan air keras yang terjadi usai dia menunaikan shalat subuh itu, Novel pun berharap polisi bisa segera menemukan pelakunya.
Namun, sekitar dua bulan sejak peristiwa itu terjadi, polisi hingga kini belum menemukan pelakunya. Novel pun menduga ada "orang kuat" yang menjadi dalang serangan itu. Bahkan, dia mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi ikut terlibat.
"Saya memang mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi terlibat," kata Novel. "Awalnya saya mengira informasi itu salah. Tapi setelah dua bulan dan kasus itu belum juga selesai, saya mengatakan (kepada yang memberi informasi itu), sepertinya informasi itu benar," kata Novel.