JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, menyelami Al Quran akan membawa kita kepada pemahaman soal bagaimana memaknai perbedaan.
"Dengan panduan Alquran, kita perlu memahami bahwa sudah menjadi kodrat bangsa kita Indonesia untuk hidup dalam kebinekaan," ujar Jokowi dalam pucak acara peringatan Nuzulul Quran di Istana Negara, Senin (12/6/2017).
Indonesia adalah negara yang beragam. Ada 34 provinsi dan 516 kota/kabupaten yang terdiri dari 17.000 pulau.
Di dalamnya berdiam 714 suku dengan 1.100 bahasa lokal. Warga Indonesia pun menganut agama yang berbeda, mulai dari Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan aliran kepercayaan.
"Ini merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada kita. Kita pun wajib merawat apa yang sudah menjadi anugerah Allah, kita wajib merawat Bhinneka Tunggal Ika," ujar Jokowi.
(Baca: Jokowi: Kita Termasuk Golongan Pendusta Agama, apabila...)
"Semoga Allah SWT meridhai ibadah dan kerja keras kita semuanya dalam menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, damai, bersatu dan dapat mewujudkan keadilan sosial di seluruh nusantara ini," lanjut dia.
Peringatan Nuzulul Quran di Istana tahun ini dilaksanakan sejak Senin pagi. Diawali perlombaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) dengan peserta anak yatim, acara dilanjutkan dengan buka puasa bersama di Istana Negara.
Sebanyak 300 anak yatim dan penyandang disabilitas diajak Presiden ke Istana untuk berbuka puasa bersama.
Acara dilanjutkan dengan menunaikan ibadah salat Tarawih di Masjid Baiturrahim, Kompleks Istana Kepresidenan dan diakhiri dengan pembacaan ayat suci Alquran, tausiyah dan pidato Presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.