Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko: Unit Kerja Pembinaan Pancasila Harus Inovatif

Kompas.com - 02/06/2017, 21:19 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko sepakat soal pembentukan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila.

Menurut dia, di era milenial ini, penyampaian ideologi Pancasila sebaiknya tidak disampaikan dengan konservatif.

"Mungkin jangan lagi penguatan Pancasila seperti itu, bisa saja dalam bentuk yang lebih digemari anak muda sekarang dengan inovasi kebangsaan," ujar Moeldoko di Jakarta, Jumat (2/6/2017).

Moeldoko mengatakan, metode yang digunakan juga harus dijalankan dengan baik dan terarah.

(Baca: Unit Kerja Pembinaan Pancasila Diisi Negarawan hingga Tokoh Agama)

Pemerintah juga perlu memperhatikan "kemasan" program pembinaan agar menarik anak muda.

"Sekarang bagaimana menggunakannya, apakah harus menggunakan lembaga atau NGO yang lebih fleksibel," kata Moeldoko.

Setelah itu, hal lain yang perlu diperhatikan yaitu kepada siapa materi itu diberikan.

Pemahaman tersebut, kata dia, bisa diterapkan di perguruan tinggi, kepada PNS, atau mungkin pesantren.

Presiden Joko Widodo resmi membentuk Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila.

(Baca: Apa Itu Unit Kerja Presiden Pembinaan Pancasila?)

Pembentukan unit kerja ini dituangkan melalui Peraturan Presiden.

Unit kerja tersebut dibagi menjadi dua. Pertama, Dewan Pengarah yang terdiri dari sembilan orang.

Kedua, kepala unit kerja yang berjumlah 1 orang.

Ke-10 orang itu bekerja di bawah komando Presiden Jokowi. Tugas, pokok, dan fungsi dewan pengarah dan ketua telah diatur dalam Perpres tersebut.

Kompas TV Bung Karno Baca Isi Pancasila di AS Tahun 1956

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com