"HTI tumbuh di kalangan generai muda yang punya idealisme tinggi di negaranya, dan melihat ini harus diberikan jalan keluar. Sehingga ide khilafah menjadi mudah diterima," tutur Mu'ti.
Adapun faktor ketiga yakni adanya proses pencarian jati diri di kalangan anak muda.
Generasi muda kerap menganggap dua ormas Islam terbesar di Indonesia itu justru menjadi sekat-sekat dalam ber-Islam di Indonesia. Karena perbedaan hari raya, misalnya.
(Baca: Pemerintah Tegaskan Ideologi Khilafah Bertentangan dengan Pancasila)
Namun, Abdul mengatakan, perbedaan itu tidak lantas mengancam persatuan bangsa dan ideologi negara.
"Kalau beda puasa (kita) tenang-tenang saja. Nah, (perbedaan) itu mereka jadikan justifikasi sehingga gerakan ini terus berkembang dan mendapatkan afirmasinya," pungkas Mu'ti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.