Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

19 Tahun Penegakan Hukum Kasus HAM '98 Dinilai Nyaris Tak Ada Kemajuan

Kompas.com - 18/05/2017, 21:43 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa pelanggaran HAM Mei 1998 sudah 19 tahun berlalu. Namun, hingga kini  penegakan hukum kasus tersebut dianggap tak banyak mengalami banyak kemajuan berarti.

Aktivis reformasi 1998, Mohamad Syafi’ Ali atau yang lebih dikenal dengan nama Savic Ali, mengungkapkan hal tersebut pada "Aksi Kamisan" ke-493 di depan Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/5/2017).

"Sekarang sudah 19 tahun. Presiden juga sudah ganti beberapa kali, dwi fungsi ABRI juga dicabut. Tapi penegakan hukum nyaris tak ada kemajuan. Sampai hari ini tak banyak kemajuan," kata Savic.

(Baca: 19 Tahun Kehilangan Anak, Korban Tragedi Mei '98 Ini Sulit Tidur)

Ia pun mengatakan penegakan hukum kasus tersebut seperti mandeg di jalan dan tak sesuai dengan harapan para pejuang HAM dan keluarga korban.

"Korban Semanggi tak dapatkan pengadilan, dipingpong. Belakangan malah kekerasan oleh aparat juga masih terjadi di sejumlah tempat. Reformasi hukum tak banyak berubah," ungkap Savic.

Savic menyayangkan komitmen Presiden Joko Widodo dalam menuntaskan kasus tersebut. Menurut dia, hampir tiga tahun masa pemerintahan Jokowi, kasus pelanggaran HAM 1998 tak juga bisa dituntaskan.

"Persoalan HAM harus diurus, diselesaikan, tapi pemerintah sudah dua tahun lebih tak ada kemajuan soal itu. Orang yang tanggung jawab dulu justru jadi elite kekuasaan, elite partai dan menteri. Saya enggak habis pikir," ujar Savic.

(Baca: Secuil Sejarah Mei 1998)

Ia pun tak bisa menyembunyikan kekecewaannya terhadap Jokowi. Sebab, harapannya, bisa melihat Jokowi bisa menuntaskan kasus pelanggaran HAM itu semakin tak jelas.

"Jokowi orang yang pertama kali saya coblos. Saya dari dulu golput. Harapan besar dia bisa runtuhkan kebuntuan itu usai bertahun-tahun merdeka. Sekarang saya jujur kecewa, kenapa bukannya memproses," kata dia.

Karena itu, Sekretaris Lembaga Ta'lif wan Nasyr Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTN PBNU) itu mengajak semua pihak terus menuntut pemerintah menuntaskan kasus pelanggaran HAM tersebut.

(Baca: Habibie Akan Bawa Pesan Keluarga Korban Mei 1998 kepada Jokowi)

"Tantangan kita masih sangat besar. Jangan percaya, kekuasan akan tegakkan keadilan dan HAM kalau tidak kita tuntut. Tak ada perjuangan yang pendek," kata Savic.

"Butuh napas panjang memperjuangkan hak asasi, demokasi, Indonesia akan lebih baik, tergantung kekuatan kita. Jokowi jujur saya anggap dia kurang sensitif penegakan HAM. Agar Presiden sadar HAM, kita harus suarakan terus menerus," tutup Savic.

Kompas TV Aksi Tabur Bunga Warnai Peringatan Tragedi 12 Mei 1998
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com