Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

19 Tahun Kehilangan Anak, Korban Tragedi Mei '98 Ini Sulit Tidur

Kompas.com - 14/05/2017, 11:06 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

Kompas TV Aksi Tabur Bunga Warnai Peringatan Tragedi 12 Mei 1998

Selama 19 tahun lamanya, ia tak pernah melihat jasad anaknya. Ia hanya meyakini bahwa anaknya salah satu korban yang dimakamkan di TPU Pondok Ranggon. Itu pun berbekal informasi yang ia terima dari pihak RSCM kala itu dan sejumlah pihak seperti Komnas Perempuan. 

"Sering datang ke sini (TPU Pondok Ranggon), tapi tiap tahun saja, kami kan jauh, di Klender. Apalagi suami saya Sugianto (75 tahun) sakit-sakitan," ujarnya.

Ingatan akan anaknya pun tak hilang dan tak pernah lekang dalam kenangan.

"Dia (Gunawan) sayang banget sama saya, pulang sekolah suka bantu, bersih-bersih, gulung rambut saya," kata dia.

"Anak saya suka masakan kepala ayam. Dia suka minta dimasakin itu. Pulang sekolah makan kepala ayam. Dia rajin bantu saya. Saya juga masih suka masak itu karena kangen, di pikiran saya masih ada, tapi buat siapa (masak), enggak ada anaknya," ucap Ruminah.

Tiap malam, ketika ia dengar suara angin mendorong pintu, atau suara berisik lainnya di rumah, ia merasa bahwa itu adalah anaknya yang pulang ke rumah. Alhasil, hal itu pun membuat dirinya susah tidur.

"Kalau malam, denger suara kesrek-kesrek, itu kayak anak saya, anak saya pulang. Saya jadinya enggak bisa tidur, jantung saya berdegup kencang. Saya masih suka menunggu anak pulang," tutur Ruminah. 

Demi bisa tidur, ia pun meminum obat selama 19 tahun ini agar bisa memejamkan mata, sekadar untuk beristirahat. Obat itu pun bukan obat rekomendasi dokter, dan juga bukan obat penenang, melainkan obat gatal untuk alergi.

"Saya akhirnya minum obat CTM (Klorfeniramin maleat), biar bisa tidur. Sembilan belas tahun tahun minum, dan enggak bilang dokter. Kalau bilang, dokter suka dimarahin," ujar Ruminah.

Ia merasa dengan meminum CTM biasa membuatnya tidur sejenak. Padahal, CTM merupakan obat untuk meredakan alergi, bukan obat penenang, meski efek sampingnya bisa menimbulkan kantuk.

Jelas jika diminum bukan karena fungsinya akan sangat berbahaya, terlebih dalam rentang waktu yang lama.

Pernah juga, suatu waktu Ruminah dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Ia ingat betul, bahwa suaminya sendirilah yang menganggap dirinya tak waras, karena sering melamun, menunggu anaknya pulang.

"Saya dibawa ke RSJ di Gatot Subroto. Kok kata saya ke suami, kenapa dibawa ke RSJ. Memang saya gila? Kata suami, saya tidak mau makan, tidak mau tidur kalau malam, melek aja. Misal kalau lagi enggak ada orang saya banyak makan, tapi abis itu muntah," tutur ibu berusia 60 tahun tersebut.

Ruminah juga berujar, usai 100 hari anaknya meninggal, ada "keajaiban" yang ditemuinya. Salah satunya, ada tas yang tiba-tiba jatuh dari atas lemari di rumahnya.

Tak disangka, tas itu berisi uang dalam jumlah yang tidak sedikit kala itu. Ternyata itu adalah uang hasil tabungan Gunawan, anaknya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com