Setiap pelajar yang menerima KIP berhak atas uang sebesar Rp 450.000 per tahun bagi siswa SD, Rp 750.000 per tahun bagi siswa SMP, dan Rp 1.000.000 per tahun bagi siswa SMA, SMK dan pendidikan kesetaraan.
"Sa Masi Tra Percaya..."
Di tengah keriuhan persiapan penyambutan Presiden, Febby duduk di bawah tenda dengan lampu temaram. Dia dan beberapa pelajar lainnya yang juga mendapat kesempatan menerima KIP langsung dari tangan Presiden tengah di-brief sebelum acara.
Dahinya sesekali mengernyit mendengar penjelasan seorang laki-laki berusia sekitar 30-an yang tidak dikenalnya. Namun, segala keriuhan yang sempat membuatnya bingung itu sama sekali tidak menyurutkan kebahagiannya hari itu.
"Sa masi tra percaya (saya masih tidak percaya)," ujar Febby.
Bukan hanya soal ia mendapatkan KIP, namun soal dia bakalan berhadapan langsung dengan pria yang selama ini hanya dilihatnya melalui layar kaca.
Di benaknya, Febby sudah memiliki rencana. Salah satunya adalah, apa saja yang ia akan beli dengan uang KIP itu.
"Febby akan pakai untuk beli buku paspor (buku paket) untuk belajar di kelas. Itu beli bukunya setiap semester, untuk persiapan kelas VI ujian," ujar dia dengan logat Papua yang kental.
Gadis yang setiap pulang sekolah menyempatkan diri membantu orangtuanya mengupas kulit kelapa dan sagu itu juga akan membeli buku cerita.
"Febby suka baca buku. Sehari bisa sampai dua buku Febby baca. Nanti Febby mau beli buku dengan uang KIP," ujar dia.
Karena kegemarannya membaca, Sang Mace kerap menghadiahinya buku cerita setiap hari ulang tahun Febby. Uang KIP itu pun akan digunakannya untuk membeli seragam sekolah SMP.
Febby yang bercita-cita menjadi perawat rumah sakit itu ingin melanjutkan sekolah di sana.
(Baca juga: Di Papua, Jokowi Ingatkan Pentingnya SDM berkualitas)
Belajar dan bantu orangtua
Guru Febby, Maria Yulce Membilong (32) mengatakan, dukungan orangtua kepada Febby sangat tinggi. Pihak sekolah sangat merasakan hal itu.
Maria kagum dengan dorongan orangtua Febby yang notabene berada di garis kemiskinan.