Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Aktivis Temui Pimpinan KPK Tanya Perkembangan Kasus Novel

Kompas.com - 10/05/2017, 22:17 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah aktivis perwakilan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil menemui pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Mereka ingin memberi dukungan kepada KPK dalam pemberantasan kasus korupsi dan menanyakan perkembangan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

Direktur Amnesty International Indonesia Usman hamid mengungkapkan, pihaknya diterima Ketua KPK Agus Rahardjo dan wakil pimpinan KPK Laode Muhammad Syarif.

Dalam pertemuan tersebut, para aktivis ini mempertanyakan tindakan KPK terkait kasus penyerangan Novel.

"Mereka menjelaskan, mereka tidak berdiam diri, mereka juga berusaha dari mulai mengusut perkara itu sendiri sampai berkomunikasi dengan pimpinan pemerintah, pimpinan Polri, dan lain-lain yang berurusan dengan masalah ini," kata Usman, di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (10/5/2017).

(Baca: Kondisi Mata Novel Baswedan Semakin Membaik)

Pihaknya merasa pengusutan kasus Novel tidak mengalami perkembangan. Padahal kasus penyerangan Novel sampai hari ini sudah memasuki hari ke-29.

Namun, lanjut Usman, pelaku dibalik aksi penyerangan itu masih gelap.

"Karena itu kami meminta KPK lebih tegas lagi bahwa pelaku dan aktor penyerangan Novel ditangkap dan diadili," ujar Usman.

Senada, peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Tama S. Langkun mengatakan polisi cenderung lamban menangani kasus ini. Dia mengatakan jika polisi tak juga mengungkap kasus ini, pemerintah harus membentuk tim independen.

"Agar perkara yang berhubungan dengan Novel ini jelas," ujar Tama.

Miko Ginting, dari Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) menyatakan, penyerangan Novel bukan kasus kriminal biasa.

"Selain membongkar pelaku di lapangan, juga siapa di belakang layar, kemudian yang penting juga apa motifnya," ujar Miko.

(Baca: Istana: Presiden Sudah Perintahkan Kapolri Mencari Penyerang Novel)

 

Ia menyatakan hingga kini belum bisa memperkirakan motif apa yang jadi alasan pelaku menyerang Novel.

Namun, lanjut Miko, penyerangan ini terjadi bersamaan dengan KPK yang sedang mengusut kasus e-KTP.

"KPK di saat bersamaan sedang mengusut skandal mega korupsi e-KTP, sehingga ini bukan kriminalitas biasa, kami hadir di sini untuk memastikan dan meminta informasi apa sebenarnya yang sedang terjadi. Itu juga pertanyaan kita ke kepolisian," ujar Miko.

Sebelumnya, Novel disiram cairan yang diduga air keras di dekat Masjid Jami Al Ihsan, dekat rumahnya.

Saat itu, Novel baru saja selesai menunaikan shalat Subuh berjemaah di masjid tersebut sekitar pukul 05.10 WIB.

Novel Baswedan merupakan Kepala Satuan Tugas yang menangani beberapa perkara besar yang sedang ditangani KPK.

Salah satunya adalah kasus dugaan korupsi proyek e-KTP. Beberapa waktu terakhir, Novel terlibat persoalan di internal KPK.

Novel yang mewakili Wadah Pegawai KPK menolak secara tegas rencana agar Kepala Satuan Tugas ( Kasatgas) diangkat langsung dari anggota Polri yang belum pernah bertugas di KPK sebelumnya.

Kompas TV Apa Kabar Novel Baswedan?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Nasional
[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Nasional
Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem 'Back Up' Data Cepat

Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem "Back Up" Data Cepat

Nasional
Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Nasional
4 Bandar Judi 'Online' Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

4 Bandar Judi "Online" Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

Nasional
Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Nasional
Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Nasional
Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk 'Back Up' Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk "Back Up" Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Nasional
Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Nasional
Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

Nasional
Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

Nasional
Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi 'Cawe-cawe' di Pilkada 2024

Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi "Cawe-cawe" di Pilkada 2024

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com