JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo.
Sebab, Presiden menyetujui biaya pengobatan penyidik KPK Novel Baswedan, yang disiram air keras oleh orang tak dikenal, bisa dibiayai oleh negara.
"Kami ucapkan terima kasih atas bantuan pembiayaan untuk saudara Novel. Jadi walaupun masih ada hambatan kecil terkait keluarga, nanti bisa selesai dengan baik," kata Ketua KPK Agus Rahardjo, usai bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (5/5/2017).
(baca: Dari Singapura, Novel Baswedan Berterima Kasih atas Semua Dukungan)
Selain Agus, hadir tiga pimpinan KPK lainnya, yakni Basaria Pandjaitan, Saut Situmorang dan Alexander Marwata.
Sementara Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi yang juga mantan pimpinan KPK Johan Budi.
Agus mengatakan, pertemuan ini memang diajukan oleh pimpinan KPK untuk menyampaikan saran dan masukan terkait berbagai hal kepada Presiden.
(baca: Novel Baswedan Berharap Pelaku Penyerangan Bisa Cepat Diungkap)
Agus mengaku tidak bicara dengan Presiden soal lambatnya penanganan kepolisian dalam mengusut teror terhadap Novel.
Sebab, pimpinan KPK masih mempercayakan pengusutan kasus ini oleh kepolisian.
"Kita tunggu kepolisian bekerja sesuai instruksi yang diberikan Presiden," ucap Agus.
Penyiraman air keras dilakukan oleh orang tidak dikenal seusai Novel melaksanakan shalat Subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta.
Penyiraman itu diduga dilakukan oleh dua orang yang berboncengan dengan sepeda motor.
Novel Baswedan merupakan Kepala Satuan Tugas yang menangani beberapa perkara besar yang sedang ditangani KPK. Salah satunya adalah kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.