Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompolnas: Penyerangan Novel Baswedan Rapi, Polisi Kesulitan Ungkap

Kompas.com - 24/04/2017, 11:11 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir dua pekan berselang, polisi belum bisa menangkap pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan.

Koalisi masyarakat sipil mempertanyakan upaya polisi dalam mengungkap kasus yang menurut mereka sederhana ini.

Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti berpendapat, kasus yang menimpa Novel bakal sulit diungkap sebab aksi yang dilakukan terlihat sangat rapi dan terencana.

(baca: Polisi Dinilai Lambat Usut Kasus Penyerangan Novel Baswedan)

Hal itu semakin menguatkan indikasi bahwa kasus Novel terkait dengan kasus-kasus besar yang sedang ditangani KPK.

"Meski ada banyak kemungkinan lain, tetapi yang patut diduga dalangnya terkait dengan kasus-kasus yang sedang ditangani KPK, sehingga aksi yang dilakukan pasti direncanakan dengan baik, sehingga cukup menyulitkan aparat kepolisian dalam melakukan penyelidikan," ujar Poengky saat dihubungi, Senin (24/4/2017).

Meski demikian, lanjut Poengky, Kompolnas akan terus mendorong Kepolisian untuk mengungkap komplotan pelaku dengan menggunakan scientific crime investigation.

(baca: Pimpinan KPK Dianggap Abai Dorong Penuntasan Kasus Novel Baswedan)

Selain itu, partisipasi masyarakat di sekitar tempat kejadian juga dibutuhkan dalam membantu kerja kepolisian.

Poengky berharap, warga sekitar TKP yang menjadi saksi atau pun memiliki rekaman CCTV lain bisa menyerahkannya ke polisi.

Pasalnya, rekaman rekaman CCTV di rumah Novel tidak bisa menunjukkan pelaku secara jelas.

"Semakin banyak petunjuk yang mengarah kepada komplotan pelaku semakin baik. Saya berharap masyarakat bersabar dan membantu Polri untuk segera dapat mengungkap kasus ini," ucapnya.

(baca: Pemulihan Mata Kiri Novel Baswedan Masih Lambat)

"Polisi diharapkan untuk terus maksimal berupaya mengungkap siapa komplotan pelaku hingga dalang kasus ini," kata Poengky.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kriminolog Universitas Indonesia Kisnu Widagso. Seperti dikutip dari Harian Kompas, Kisnu berpendapat, pengungkapan kasus yang menimpa Novel bakal sangat sulit dan banyak hambatan.

Halaman:


Terkini Lainnya

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com