Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRG Siapkan Patokan Dana Restorasi Gambut Per Desa

Kompas.com - 14/03/2017, 11:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Restorasi Gambut (BRG) sedang menyiapkan patokan besaran dana yang dibutuhkan untuk melakukan restorasi gambut di satu desa.

"Kami sedang coba hitung per desa, habis dana berapa untuk melaksanakan restorasi. Ini supaya dana yang telah disalurkan juga tidak sia-sia, dan ini juga bisa jadi benchmark (patokan) untuk donor yang hendak melakukan restorasi gambut," kata Deputi III BRG Myrna A Safitri di Jakarta, Selasa (14/3/2017).

Menurut dia, baik pihak swasta maupun donor yang bekerja bersama lembaga swadaya masyarakat biasanya tidak mau mengambil risiko kegagalan untuk satu program, sehingga terkadang dana yang mereka salurkan hanya menumpuk di satu lokasi yang dianggap tidak berisiko.

Dari persoalan ini, menurut dia, BRG sebagai perwakilan dari negara perlu masuk terlebih dulu untuk juga memetakan strategi pelaksanaan restorasinya di sejumlah desa.

Dengan memperhitungkan kegiatan A sampai Z dengan kualitas tertentu harusnya bisa jadi benchmark pihak donor dengan dana APBN yang digunakan BRG menghasilkan jangkauan yang lebih luas.

"Jadi dengan dana yang lebih besar hasil yang dikerjakan jauh lebih baik dari apa yang sudah dikerjakan BRG," ujar Myrna.

Selain itu, patokan tersebut mempermudah memperkirakan kebutuhan dana dengan jumlah dan luasan desa yang bisa tergarap. Dengan demikian, donor yang bekerja sama dengan LSM mau menjangkau desa-desa dan bisa dipetakan pembagian kerja di lapangan.

"Katakan satu KHG (Kesatuan Hidrologi Gambut) misalkan ada 100 desa. Ya donor yang bekerja sama dengan LSM bisa duduk bareng, memutuskan siapa mau pegang yang mana," lanjutnya.

BRG, menurut dia, mengkombinasikan indikator status desa dengan keberhasilan restorasi gambut.

Sehingga nantinya harapannya bisa diperkirakan dalam setahun dengan intervensi tertentu yang sudah dilakukan di satu desa terjadi pula berapa peningkatan status desa.

"Dengan kita sudah punya baseline status desa di area gambut yang harus direstorasi kita bisa lihat perubahnnya seperti apa. Kalau tidak meningkat dalam setahun berarti tidak ada gunanya juga," ujar dia.

BRG akan menggunakan indikator milik Kementerian Desa Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) untuk melihat keberhasilan program restorasi gambut di desa.

"Meski sayangnya belum seluruh dari 2.945 desa di lahan gambut di Indonesia sudah dimiliki oleh Kementerian," kata Myrna.

BRG, menurut Myrna, telah melakukan intervensi ke 105 desa di 2016 dengan luas area mencapai 806.312 hektare (ha) di Kabupaten Pulang Pisau, Ogan Komering Ilir, Kepulauan Meranti dan Musi Banyuasin. Dan di 2017, target intervensi dilakukan hingga 125 desa.

Total desa yang akan didampingi hingga 2020 dengan menggunakan dana APBN mencapai 300 desa, dengan dana donor 200 desa, dan kemitraan dengan perusahaan (desa dan areal konsesi) 500 desa.

BRG juga telah merampungkan panduan restorasi gambut untuk desa. Meski demikian pelaksanaan di setiap desanya, menurut dia, kemungkinan tidak akan sama karena disesuaikan dengan karakter desa dan apa yang sudah ada di sana.

(Virna P Setyorini/ant)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com