Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Pemerintah Evaluasi Kebijakan Bebas Visa Diapresiasi

Kompas.com - 09/01/2017, 15:41 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf memberikan apresiasi kepada pemerintah yang akan mengevaluasi kebijakan bebas visa sejumlah negara.

Evaluasi kebijakan bebas visa diputuskan dalam rapat koordinasi khusus tingkat menteri yang membahas soal tenaga kerja asing (TKA) di kantor Kementerian Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan HAM.

"Kami apresiasi jika pemerintah mau melakukan itu. Nampaknya berbagai temuan sudah terjadi dimana-mana," kata Dedi melalui pesan singkat, Senin (9/1/2017).

(baca: PBNU Minta Pemerintah Tinjau Ulang Kebijakan Bebas Visa)

Dede meminta kepada pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan bebas visa terhadap negara-negara yang bermasalah secara keimigrasian.

Selain evaluasi kebijakan bebas visa, lanjut Dede, pemerintah perlu membuat satuan tugas (satgas) pengawasan orang asing.

Menurut Dede, satgas tersebut berbeda dengan Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) yang lebih dulu dibentuk.

(baca: Ketua Komisi I Minta Pemerintah Cabut Bebas Visa bagi Sejumlah Negara)

"Kewenangannya berbeda. Karena harus lintas lembaga, termasuk Pemda. Kepolisian, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, BIN (Badan Intelijen Nasional), Imigrasi, Bea Cukai, BNN (Badan Narkotika Nasional) dan lain-lain," ujar Dede.

Dede menyebutkan, dengan melakukan pengawasan, warga negara asing akan lebih berhati-hati jika ingin bekerja maupun melakukan tindakan secara ilegal di Indonesia.

(baca: Dianggap Tak Menguntungkan, Pemerintah Evaluasi Kebijakan Bebas Visa)

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto sebelumnya mengatakan, pemerintah akan mengevaluasi kebijakan bebas visa yang diberikan terhadap sejumlah negara.

Menurut Wiranto, tidak ada keuntungan yang diterima Indonesia dari kebijakan tersebut dan justru menimbulkan berbagai macam persoalan.

"Kenyataannya banyak negara-negara kecil yang bebas visa, kita tidak memperoleh keuntungan timbal balik," kata Wiranto di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (6/1/2017).

"Nanti ada tim khusus, leading sector-nya Kemenkumham, untuk mengevaluasi kebijakan bebas visa," ujarnya.

Kompas TV Kerja dengan Visa Kunjungan, 4 WN Tiongkok Ditangkap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

Nasional
Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Nasional
Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Nasional
Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Nasional
Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Nasional
[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Nasional
Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem 'Back Up' Data Cepat

Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem "Back Up" Data Cepat

Nasional
Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Nasional
4 Bandar Judi 'Online' Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

4 Bandar Judi "Online" Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

Nasional
Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Nasional
Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com