Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Upayakan Literasi Dunia Maya untuk Cegah Radikalisme

Kompas.com - 01/12/2016, 04:54 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya situs radikal dan akun di media sosial yang menyebarkan ujaran kebencian serta berita bohong dinilai mulai meresahkan masyarakat.

Pemerintah pun mengambil tindakan dengan melakukan pemblokiran situs-situs yang dinilai berisi konten-konten provokatif dan berbau SARA (suku, agama dan ras).

Namun, pemblokiran situs ternyata tidak cukup efektif untuk meredam penyebaran ujaran kebencian di dunia maya.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, untuk menanggulangi masalah tersebut, pihaknya akan lebih mengutamakan aspek pendidikan kepada masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan internet.

"Kemenkominfo akan lebih mengedepankan sosialisasi dan literasi, karena permasalahannya di sana, bukan hanya masalah regulasi dan pemblokiran," ujar Rudiantara saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (30/11/2016).

"Istilah saya, fokusnya bukan hanya menyembuhkan orang sakit tapi membuat orang menjadi sehat," kata dia.

Rudiantara menjelaskan, Kemenkominfo akan menggandeng seluruh komunitas dalam mendidik masyarakat dalam menggunakan internet, seperti misalnya komunitas hobi bersepeda, memancing dan lain sebagainya.

Selain itu Kemenkominfo juga akan menyosialisasikan mengenai tata cara dan beretika di media sosial.

Pemerintah, kata Rudiantara, menyadari akar permasalahan maraknya situs radikal terletak pada pengguna teknologi. Sementara teknologi internet bisa melahirkan banyak manfaat apabila digunakan secara baik dan benar tanpa perlu dilakukan pemblokiran.

"Jadi teknologi atau media sosial itu kan hanya tools. Seperti istilahnya pisau, bisa untuk memasak, tapi juga bisa juga dibuat untuk kriminal. Jadi tergantung kepada orangnya, bukan media sosialnya," ucap Rudiantara.

"Nanti kalau media sosialnya malah kita tidak mendapatkan manfaat dari perkembangan teknologi itu sendiri," tuturnya.

Tidak efektifnya pemblokiran situs radikal juga pernah dilontarkan oleh Direktur Tindak Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol H. Hamidin.

Hamidin menilai upaya pemblokiran situs tidak menjadi cara yang efektif untuk meredam menjamurnya situs-situs penyebar ajaran radikalisme maupun ujaran kebencian.

Menurut Hamidin, ketika pemblokiran dilakukan, situs-situs serupa justru semakin banyak bermunculan.

"Terkait pencegahan, kita punya peraturan Menkominfo tentang pemblokiran situs. Pernah memang dilakukan blokir. Tapi apakah itu efektif? Ternyata tidak," ujar Hamidin, Kamis (24/11/2016).

(Baca: Direktur BNPT Sebut Pemblokiran Situs Tak Efektif Atasi Penyebaran Radikalisme)

Hamidin menuturkan, selama ini BNPT melakukan pengawasan terhadap situs-situs radikal yang berhasi dideteksi.

Selanjutnya, BNPT akan melakukan kontra-radikalisme untuk menangkal ajaran-ajaran dalam situs tersebut agar tidak menyebar.

Kompas TV Teroris Berencana Teror Surabaya Kayak Thamrin?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com