Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mensos Jamin Tak Ada Pungli Bantuan Kompensasi Warga Eks Timor Timur

Kompas.com - 31/10/2016, 06:17 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

SAMPANG, KOMPAS.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengaku mendengar adanya dugaan pungutan liar (pungli) terhadap bantuan kompensasi warga eks Timor Timur. 

Mereka disebut dimintai uang mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta oleh oknum tertentu.

Khofifah lantas memerintahkan jajarannya untuk mengecek dugaan tersebut. Setelah itu, dia menjamin bahwa tak ada pungli dalam bantuan tersebut. 

Khofifah memastikan dugaan pungli yang ditengarai dilakukan oleh oknum Komite Nasional Korban Politik Timor Timur (Kokpit) itu tidak benar.

"Bukan pungli lah. Saya sudah bilang sama Kokpit. Pastikan bahwa ini sampai kepada penerima sesuai dengan jumlah yang ditentukan," ujar Khofifah di Pendopo Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Minggu (30/10/2016) malam.

Menurut Khofifah, pungli bisa saja jika dana kompensasi disalurkan dalam bentuk tunai.

(Baca: 3.083 Keluarga Eks Timor Timur di Jatim Terima Kompensasi)

Namun, pungli terhadap bantuan kompensasi warga eks Timor Timur saat ini sulit dilakukan. Itu karena, dana kompensasi tersebut sudah disalurkan melalui tabungan non tunai kepada warga eks Timor Timur.

"Jadi kebayang enggak kalau pungli itu mekanismenya seperti apa? Mereka itu terima buku tabungan loh. Dia harus mencairkan dulu dananya ke bank," kata Khofifah.

Kementerian Sosial menyalurkan kompensasi bagi warga eks Timor Timur yang menetap di Indonesia sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 25/2016.

Kemensos, menyalurkan dana bantuan tersebut kepada 27.700 kepala keluarga eks Timor Timur yang memilih menetap di Indonesia. Sebanyak 3.083 kepala keluarga eks Timor Timur saat ini berdomisili di Jawa Timur. Mereka tersebar di 38 kota/kabupaten di Jawa Timur.

Per kepala keluarga mendapatkan Rp 10 juta. Bantuan tersebut diberikan sekali seumur hidup.

Khofifah mengatakan, saat ini distribusi bantuan kompensasi terhadap warga eks Timor Timur hampir tunas.

Menurut Khofifah, 80 persen dari 27.700 kepala keluarga warga eks Timor Timur telah mendapatkan bantuan kompensasi.

"Karena beberapa intervensi bantuan terhadap WNI eks Timor Timur di NTT sudah cukup. Sehingga sekarang pemerintah memberikan bantuan kepada WNI eks Timor Timur non NTT. Mungkin sudah 80 persen," kata Khofifah.

Kendati demikian, Kemensos masih membuka peluang bagi 5.000 kepala keluarga eks Timor Timur yang belum terdata.

(Baca: Wiranto: Pemerintah Sudah Beri Perhatian ke Warga Eks Timor Timur)

Mereka masih diberi kesempatan memverifikasi data diri guna mendapatkan biaya kompensasi hingga November 2016.

"Dari 32.000 yang sudah sesuai dengan data masing-masing itu 27.000. sekarang kita sedang finalisasi yang 5.000. Kita berharap bahwa november selesai semua," kata Khofifah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com