JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla perlahan-lahan mulai membenahi sektor perikanan dan kelautan di Indonesia.
Dalam acara diskusi pencapaian dua tahun pemerintahan di Kantor Kepala Staf Presiden, Jakarta pada Jumat (21/10/2016), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menceritakan bagaimana dirinya memulai pembenahan sektor itu.
Di awal pemerintahan, kondisi perikanan dan kelautan di Indonesia cukup memprihatinkan. Laut seolah-olah ditinggal pemiliknya.
"Jumlah rumah tangga nelayan itu menurun lima puluh persen. Tahun 2003 jumlahnya 1,6 juta. Tahun 2013 itu tinggal 868 ribu saja," ujar Susi.
(Baca: Menteri Susi Uber Pejabat Daerah yang Terbitkan KTP Palsu untuk ABK Asing)
Dalam kurun waktu yang sama, pencurian ikan di area laut Indonesia mencapai grafik tertinggi.
Di sisi lain nelayan lokal 'mati'. Perusahaan industri perikanan juga 'mati'. Tercatat, 15 perusahaan ekspor hasil tangkapan laut gulung tikar.
Bagi yang punya modal besar, mengurangi jumlah pabrik dari puluhan menjadi beberapa saja.
Per tahun, negara pun kehilangan USD 6 hingga 7 miliar dari potensi keuntungan industri perikanan dan kelautan.
"Kondisi seperti itu yang menjadi dasar kami memulai pemerintahan ini," ujar Susi.
Dua tahun
Di awal pemerintahan, Susi mulai membenahi sektor perikanan dan kelautan dengan tiga program utama.
Pertama, menegakkan kedaulatan laut. Kedua, pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.
Ketiga, pemberdayaan, penciptaan daya saing dan kemandirian berusaha.
Selama dua tahun pemerintahan, meski masih banyak 'PR' yang harus diselesaikan, namun benang kusut di sektor perikanan perlahan-lahan mulai terurai.
Dari sisi kesejahteraan nelayan, Susi mengklaim mengalami peningkatan. Indikatornya dari nilai tukar nelayan.
(Baca: Urus Deportasi 363 ABK Asing, Susi Segera Rapat dengan Pihak Filipina)
Tahun 2015, nilai tukar nelayan mencapai 105. Namun, pertengahan 2016, angka itu naik menjadi 110, bahkan ada daerah yang menyentuh angka 119.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor perikanan juga menunjukkan hasil menggembirakan.
Pada 2015, PDB perikanan hanya 8,37 persen, naik lima persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kami harapkan akhir tahun ini PDB bisa mencapai 9 persen," ujar Susi.
Kenaikan angka kesejahteraan nelayan dan PDB perikanan itu seiring dengan naiknya produksi tangkapan ikan para nelayan.
Catatan Susi, produksi ikan di Indonesia tahun 2016 meningkat 11,6 persen dari tahun 2012 silam.
"Ini belum selesai. Kami akan terus melaksanakan instruksi Presiden soal laut adalah masa depan. Dari sanalah masa depan harus kita gantungkan," ujar Susi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.