Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pelatihan Kuda Perang di Bandung Barat

Kompas.com - 02/10/2016, 06:48 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 240 ekor kuda dipelihara di Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud), salah satu satuan operasional yang berada bawah TNI Angkatan Darat.

Denkavkud merupakan detasemen khusus dan satu-satunya di Tanah Air yang diberi kepercayaan memelihara serta mendidik ratusan kuda untuk dilatih dan dijadikan salah satu kekuatan militer TNI Angkatan Darat.

Dari sejarahnya, Denkavkud sempat menjadi salah satu andalan dalam penumpasan G30SPKI di Jawa Barat serta pengamanan Dekrit Presiden pada 1959. Satuan yang dibentuk setelah kemerdekaan Indonesia ini berada di daerah Paromong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Komandan Denkavkud Mayor Kav Solikhin menjelaskan, sebanyak 240 ekor kuda dari berbagai jenis ras unggul yang berasal dari sejumlah negara sengaja untuk didatangkan serta dikembangbiakan di Denkavkud.

Ras unggul seperti thoroughbred, warmblood, dan anglo arabian merupakan ras pilihan yang dinilai memiliki garis keturunan yang baik untuk dijadikan kuda militer untuk satuan tersebut.

Pangan hingga lingkungan dijaga agar mendapatkan kuda yang sehat. Di Denkavkud, selain memberikan pakan tambahan seperti pelet, kuda-kuda juga dilepaskan secara bebas di lingkungan Denkavkud yang memiliki luas hingga 104 hektar. Makanan alami kuda yaitu rumput tersedia di lingkungan tersebut.

Latihan militer

Kompas.com/David Oliver Purba Ratusan kuda di Detasemen Kavaleri Berkuda di Parompong, Jawa Barat dilatih serta dididik untuk dijadikan kuda perang yang membantu operasi TNI Angkatan Darat. Selain itu, kuda-kuda di Denkavkud sering diikutsertakan pada acara kenegaraan hingga perlombaan bertaraf nasional dan internasional, Rabu (28/9/2016)
Di Denkavkud, kuda dididik layaknya seorang anggota militer. Setiap kuda diberikan pelatihan dasar yang dinamakan remonte.

Dalam pelatihan ini, kuda yang memiliki sifat dasar liar dididik dan dilatih selama sembilan bulan. Namun, meski pelatihan telah usai, kuda tersebut masih terus dilatih untuk mendapatkan kuda sempurna yang bisa diandalkan dalam perang sesungguhnya.

"Fungsi strategis detasemen kavaleri berkuda ini sebagai alternatif lain di medan yang tak dimungkinkan untuk dilewati kendaraan taktis. Sehingga, aternatif kuda dapat digunakan tanpa menghambat operasi TNI," ujar Solikhin di Paromong, Rabu (28/9/2016).

Dalam sebuah atraksi yang ditampilkan para anggota Denkavkud, kuda-kuda tersebut diketahui mampu membantu sebuah operasi penumpasan penjahat. Kuda dilatih untuk membantu melakukan pengintaian hingga pelucutan senjata milik lawan.

 

Selain digunakan dalam kemiliteran, kuda-kuda tersebut juga sering ditampilkan dalam sejumlah acara kenegaraan seperti penyambutan kepala negara yang berkunjung ke tanah air, hingga upacara perayaan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia.

Bahkan, Denkvakud juga melahirkan atlet-atlet berkuda berprestasi yang mampu menembus kompetisi level nasional dan internasional.

Untuk level nasional, pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Jabar ke-XIX dua atlet berkuda yang juga merupakan anggota Denkavkud menyumbangkan medali emas dan perunggu di sejumlah cabang yang diperlombakan. Anggota Denkavkud juga pernah meraih emas di ajang SEA Games di Myanmar dan Perak di Thailand.

Kompas.com/David Oliver Purba Ratusan kuda di Detasemen Kavaleri Berkuda di Parompong, Jawa Barat dilatih serta dididik untuk dijadikan kuda perang yang membantu operasi TNI Angkatan Darat. Selain itu, kuda-kuda di Denkavkud sering diikutsertakan pada acara kenegaraan hingga perlombaan bertaraf nasional dan internasional, Rabu (28/9/2016)
Kasih sayang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com