Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPIH Perketat Pengawasan Layanan Katering di Armina

Kompas.com - 29/08/2016, 17:52 WIB

MEKKAH, KOMPAS.com - Tim Katering Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi berkomitmen mengatasi dua masalah krusial layanan katering untuk jemaah haji Indonesia di Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau Armina.

Dua masalah krusial itu adalah keterlambatan distribusi dan ketidaksesuaian takaran makanan.

"Keterlambatan bisa jadi karena masalah sarana," kata Kepala Bidang Katering PPIH Arab Saudi Elmiyati Masyuhur di Mekkah, Senin (29/8/2016), terkait hasil inspeksinya ke-18 perusahaan katering yang akan melayani jemaah Indonesia di Armina.

"Namun, tahun lalu kasus keterlambatan distribusi terjadi karena ada tenda jemaah yang roboh sehingga mereka harus mengungsi tidak di dalam satu maktab. Jadi satu maktab itu harus berpencar di beberapa tempat sehingga memperlambat proses distribusi," ujarnya.

Elmiyati mengatakan, PPIH telah dan akan terus memperketat pengawasan saat pendistribusian makanan untuk memastikan makanan untuk jemaah terdistribusi dengan baik.

Khusus untuk pengawasan layanan jasa boga di Armina, dia mengatakan, pemerintah telah merekrut 104 tenaga musiman untuk menjalankan tugas pengawasan distribusi makanan kepada jemaah selama di Arafah dan Mina.

Dia menjelaskan bahwa di setiap maktab akan ditempatkan dua petugas pengawas distribusi makanan. Selain itu, juga ada tim koordinator katering maktab yang akan membawahi sembilan maktab.

"Itu yang ikut bekerja sama mengawasi katering di dapur," kata Elmiyati.

Berkenaan dengan ketidaksesuaian takaran makanan atau gramasi, Elmiyati mengatakan, PPIH akan melakukan pengawasan sejak dari pengemasan sehingga jika ada kekurangan bisa langsung ditambah.

"Sebelum packing (pengemasan) selesai, kita sudah bisa informasikan bahwa tidak boleh standar gramasi tidak sesuai. Kami mandorin saat packing," ucapnya.

Tim katering juga mengawasi menu makanan bagi jemaah untuk memastikan kesesuaiannya dengan standar menu yang sudah disusun bersama tim dari Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung.

"Kami juga konsultasi dengan ahli gizi. Jadi menu yang kita buat sudah memenuhi standar gizi," kata Elmiyati.

Pemilik PT Tasneem Husni Husein memastikan telah mengantisipasi kemungkinan terjadinya keterlambatan distribusi makanan dengan menyiapkan bahan baku lebih, terutama saat di Arafah. Ini mengingat tingkat kesulitan yang tinggi dalam memasukkan barang ke sana.

"Kalau Mina jika ada kekurangan masih bisa didrop kemudian. Kalau di Arafah kita harus lebih. Jadi semua Insya Allah tidak ada kekurangan baik di Arafah maupun Mina," kata dia.

Ia mengatakan peralatan dapur milik perusahaannya akan mulai diangkut ke Armina pada 2 September atau seminggu sebelum wukuf, puncak haji.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com