Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pagi di Rumah Anies Baswedan, Sehari Setelah Tak Jabat Menteri...

Kompas.com - 28/07/2016, 14:30 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ruang keluarga kediaman Anies Baswedan, Kamis (28/7/2016) pagi, berbeda dari biasa. Suasananya lebih ramai.

Anies yang belum mandi duduk sembari menggendong balita yang sudah seperti dianggap anak. Anak itu adalah putri dari teman Anies yang sama-sama mendirikan Gerakan Indonesia Mengajar.

Kebetulan, orangtua sang balita itu bertamu ke rumah Anies untuk sekedar berbincang-bincang.

Salah satu putra Anies, Ismail Hakim Baswedan tiba-tiba menghampiri. Ia menyerahkan selembar kertas putih kepada "abahnya" (ayahnya) itu.

"Minta dibikinin kapal," ujar Ismail.

Anies kemudian meraih kertas itu dan mencoba melipat-lipatnya. Namun, Anies mengulangi beberapa kali lantaran salah melipat.

Sadar sang anak menunggu, Anies mengatakan, "Pelajaran seperti ini nih yang enggak ada, jadi belajar sendiri," ujar dia.

Semenit mengutak-atik kertas, jadilah sebuah kapal. Ia menyerahkan kapal-kapalan itu ke Ismail yang tertawa sumringah.

Ibunda Ismail, istri Anies, Fery Farhati Ganis hanya melihat saja tingkah anaknya yang jarang ditemui Sang Abah selama sekitar 20 bulan terakhir ini.

Maklum, sejak ditunjuk Presiden Joko Widodo menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, setiap harinya Anies harus berangkat sepagi mungkin, sekitar pukul 06.30 WIB. Anies pun terpaksa merelakan waktu berkualitasnya bersama anak dan istri.

Kapal-kapalan itu kemudian dilabuhkan oleh Ismail di kolam ikan, dekat tempat mereka berkumpul. Geraknya mengikuti riak yang ditimbulkan dari gerak belasan ikan mas dalam kolam.

Di sela cengkrama itu, Anies beberapa kali menengok ponselnya sambil membacanya dengan serius. Ia menyebut banyak pesan yang masuk ke ponselnya setelah dicopot dari jabatan menteri.

Jalan santai di rumah

Selain bercanda bersama keluarga di pagi hari, ada kebiasaan lain yang juga sudah lama tidak dilakukan Anies, yakni berjalan mengelilingi rumahnya sambil menikmati udara dan mentari pagi.

"Selama saya jadi menteri, saya jalan-jalan di sekitar sini bisanya malam saja. Ya kecuali Sabtu dan Minggu ya. Sisanya enggak ada waktu," ujar Anies.

Rumah yang ditinggali Anies itu memiliki luas 1.600 meter persegi. Di tanah seluas itu, bangunan hanya menempati sekitar 40 persennya saja. Sisanya, tanaman.

Mulai dari tembok, pagar, hingga setiap sisi halaman dipenuhi tanaman hijau beraneka jenis. Sejak tahun 2013 ia tinggal di rumah nan asri itu.

Usai bercengkrama dengan keluarga, Anies mengecek tempat yang rencananya akan dijadikan tempat beridirinya genset. Maklum, biarpet (mati listrik) sering melanda wilayah kediamannya.

"Anehnya kalau mati listrik, misalnya di deretan rumah saya saja, begitu jalan sedikit ke depan itu nyala terang. Rupanya beda gardu," ujar dia.

Ia mengecek tempat untuk genset itu secepat mungkin. Namun, Ismail, anaknya, minta diantarkan ke penjual burung di pasar burung terdekat.

"Habis Abah mandi ya, Dik," ujar Anies kepada anaknya yang sedari tadi mengingatkannya untuk tidak lupa menemani.

Anies dicopot dari jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Presiden Joko Widodo. Presiden mengangkat Muhadjir Effendy untuk menggantikan Anies.

(Baca: Pamit, Anies Mengaku Bakal Tetap di Dunia Pendidikan)

KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Anies Baswedan mengemas barang-barang pribadi dari kantornya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu (27/7/2016). Presiden Joko Widodo memutuskan Anies dicopot dari posisinya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta menggantinya dengan Muhadjir Effendy.
Meski tak lagi menjabat, Anies berharap sejumlah program pendidikan yang sejalan dengan Nawacita tetap dilanjutkan Muhadjir Effendy.

Program itu di antaranya adalah mengenai akses mendapatkan pendidikan melalui program Indonesia Pintar. Kemudian, program sekolah garis depan.

(Baca juga: Dicopot sebagai Mendikbud, Ini Harapan Anies Baswedan kepada Muhadjir Effendy)

Kompas TV Presiden Jokowi Lantik Para Menteri Baru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com